AKSI KOLEKTIF
1. Dasar Aksi Kolektif Dalam Dunia Nyata
Aksi kolektif adalah proses
pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan
Negara.Aksi kolektif senantiasa melibatkan organisasi untuk mendesain
aturan-aturan main dan melaksanakan aksi kolektif yang disepakati, menggalang
proses partisipasi, dan menegakan aturan-aturan yang telah diterima, yang
dianggap akan memberikan manfaat bagi kelompok.
Perilaku kolektif mencoba menjelaskan tentang kemunculan aksi
sosial. Aksi sosial merupakan sebuah gejala aksi bersama yang ditujukan untuk
merubah norma dan nilai dalam jangka waktu yang panjang. Pada sistem sosial
seringkali dijumpai ketegangan baik dari dalam sistem atau luar sistem.
Ketegangan ini dapat berwujud konflik status sebagai hasil dari diferensiasi
struktur sosial yang ada. Teori ini melihat ketegangan sebagai variabel antara
yang menghubungkan antara hubungan antar individu seperti peran dan struktur
organisasi dengan perubahan sosial.
Perubahan pola hubungan antar
individu menyebabkan adanya ketegangan sosial yang dapat berupa kompetisi atau
konflik bahkan konflik terbuka atau kekerasan. Kompetisi atau konflik inilah
yang mengakibatkan adanya perubahan melalui aksi sosial bersama untuk merubah
norma dan nilai.
Pada
umumnya warga masyarakat cenderung berperilaku dengan berpedoman pada institusi
yang ada dalam masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang
ekonomi, perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama,
perilaku di forum atau di mimbar organisasi politik mengacu pada institusi di
bidang politik, perilaku di ruang kuliah mengacu pada institusi di bidang
pendidikan, perilaku pada upacara penyerahan maskawin dipengaruhi oleh
institusi di bidang keluarga. Namun pada kenyataannya kadang kala sejumlah
warga masyarakat secara berkelompok ataupun berkerumun menampilkan perilaku
yang tidak berpedoman pada institusi yang ada.
A. Ciri-ciri prilaku kolektif yaitu:
1. Dilakukan oleh sejumlah orang
2. Tidak bersifat rutin
3. Dipicu oleh beberapa rangsangan
B.
Faktor penentu prilaku kolektif menurut teori lee bon ditentukan oleh 6 faktor:
1. Situasi Sosial
Situasi
yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu.
2. Ketengangan Struktural
Semakin
besar ketegangan struktural, semakin besar pula peluang terjadinya perilaku
kolektif. Kesenjangan dan ketidakserasian antar kelompok sosial, etnik, agama
dan ekonomi yang bermukim berdekatan, misalnya, membuka peluang bagi terjadinya
berbagai bentuk ketegangan
3. Berkembang dan menyebarnya suatu
kepercayaan umum
Dalam
masyarakat sering beredar berbagai desas-desus yang dengan sangat mudah
dipercaya kebenarannya dan kemudian disebarluaskan sehingga dalam situasi rancu
suatu desas-desus berkembang menjadi suatu pengetahuan umum yang dipercaya dan
diyakini kebenarannya oleh khalayak.
4. Faktor yang mendahului
Faktor
ini merupakan faktor penunjang kecurigaan dan kecemasan yang dikandung
masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercayai oleh khalayak
memperoleh dukungan dan penegasan.
5. Mobilisasi prilaku oleh pemimpin
untuk bertindak
Perilaku
kolektif terwujud manakala khalayak dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk
bertindak.
6. Berlangsungnya pengendalian social
7. Faktor keenam ini merupakan kekuatan
yang justru dapat mencegah, mengganggu ataupun menghambat akumulasi kelima
faktor penentu sebelumnya.
Contoh
Aksi Kolektif Dalam Dunia Nyata
1. aksi
kolektif dalam masyarakat(banjir)
2. aksi kolektif dalam pendidikan
3. dilema sosial
4. pengaruh media komunikasi dalam aksi kolektif
5. komunitas khusus public
6. public dalam demokrasi.
0 komentar:
Posting Komentar