KONSEP RISIKO DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Risiko (risk) dan Kontrol
(control) berkaitan dengan exposures. Kata exposures itu sendiri menurut The
English Oxford Dictionary adalah berasal dari kata expose yang berarti uncover
make visible atau leave unprotected. Sedangkan kata risiko (risk) is the probability
of occurance. Controls are need to reduce exposures. Risiko yang dihadapi pada
system berbasis teknologi informasi lebih rumit dan perlu didesain dengan
metoda yang berbeda disbanding system secara manual. Dibidang teknologi, salah
satu perkembangan terpenting dari tonggak sejarah perkembangan teknologi
informasi adalah ide Van Neuman tentang konsep programmable yang diterapkan
pada system kerja komputer. Pemakaian
komputer yang pertama untuk kegiatan pengolahan data sensus penduduk di
Amerika Serikat adalah merupakan salah satu lembaran baru aplikasi teknologi
informasi. Pada decade 1970-an, tiga pemuda Steve Job, Steve Wozniak, dan Bill
Gates adalah orang – orang yang mempunyai sumbangan sangat besar dalam
memasyarakatkan komputer sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini.
Any object termasuk kita,
menghadapi exposures dalam hidup ini. Dalam keidupan sehari – hari kita
menghadapi exposures tersebut, misalnya : kehilangan sesuatu, terlalu boros,
kecelakaan, bahkan salah memutuskan arah yang kita tuju. Bagaimana kita
menghindari exposures tersebut ? Bagi
perusahaan, exposures yang dihadapi misalnya adalah terjadinya kelalaian
(kesalahan) atau kecurangan (penyalahgunaan), kesalahan pencatatan/pelaporan
keuangan, kehilangan asset perusahaan, piutang tak tertagih, pengeluaran yang
melebihi seharusnya, kinerja perusahaan dibawah standar, dan sebagainya.
Bagaimana perusahaan menghidari atau minimal mengurangi exposures ? dengan
system pengendalian intern (internal control system).
Berbagai bentuk exposures yang
terjadi (common exposures) bagi suatu perusahaan antara lain adalah sebagai
berikut :
- Kesalahan
pencatatan atau pelaporan keuangan yang diakibatkan oleh system akuntansi yang
tidak memadai atau tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, karena
adanya kesalahan nilai transaksi , kesalahan klasifikasi, kesalahan waktu
pembebanan, dan sebagainya. Sebagai contoh, pembayaran sewa kantor selama 20
bulan, tentunya yang akan menjadi biaya ialah sewa selama 12 bulan. Selebihnya,
sewa 8 bulan adalah merupakan uang-muka. Kesalahan pembebanan 20 bulan sewa
kantor sebagai biaya akan mengakibatkan laba berkurang 8 bulan sewa. Selain
karena system informasi akuntansinya, kesalahan juga bisa terjadi karena
personil yang mengoperasikannya.
- Biaya yang tidak seharusnya, misalnya
pembelian bahan baku yang terlalu mahal, manajemen persediaan yang tidak pas,
tenaga kerja yang kurang produktif atau kinerja tidak efisien, biaya promosi
berlebihan, bahkan mungkin terjadi penalty atau denda akibat suatu kelalaian.
- Pendapatan
usaha yang kurang maksimal, misalnya dapat terjadi karena besarnya piutang tak
tertagih, terjadi banyak penjualan yang diretur, kesalahan penagihan, atau
biaya pengangkutan/asuransi yang tidak tepat.
- Terjadinya
kerusakan atau kehilangan aset, baik
yang terjadi karena kerusakan, kehilangan atau karena bencana alam.
- Terjadinya
kecurangan keuangan atau penyalahgunaan/penggelapan/pencurian asset oleh
karyawan perusahaan tersebut.
- Tidak
dipatuhinya prosedur atau kebijakan tertentu
- Kurang
disiplinnya pegawai atau kinerja pegawai rendah.
- Terjadinya
pencurian harta perusahaan atau akses oleh orang luar.
- Kondisi
persaingan yang tidak menguntungkan.
Untuk menghindari atau minimal mengurangi kemungkinan
kerugian akibat terjadinya hal – hal di atas perusahaan perlu melakukan
pengawasan. Dalam teori manajemen, kita mengetahui bahwa pengawasan merupakan
salah satu fungsi yang perlu dilaksanakan didalam pengelolaan suatu organisasi.
Diluar faktor-faktor ekstern, seandainya tiap orang itu akan selalu kompeten
dan sepenuhnya jujur (competent and totally honest) para pemilik perusahaan
boleh mempercayakan usahanya kepada para direktur, direktur mendelegasikan
wewenangnya kepada para manajer, dan para pegawai bawahannya pasti
menyelesaikan pekerjaannya sesuai keinginan pimpinan (done thrue the other
people), semuanya akan beres. Kenyataannya kan tidak demikian. Agar segala
sesuatu berjalan sesuai yang seharusnya, maka perlu ada pengawasan. Salah satu
bentuk/cara pengawasan ialah yang disebut system pengendalian intern (internal
control system) yang melekat pada system dan prosedur organisasi tersebut.
Jenis – jenis Risiko
1. Risiko Bisnis
(Bussiness Risks)
Risiko bisnis adalah risiko yang dapat disebabkan oleh
faktor – faktor intern maupun ekstern yang berakibat kemungkinan tidak
tercapainya tujuan organisasi (business goals objectives). Risiko ekstern (risk
from external) environment) ialah misalnya antara lain perubahan kondisi
perekonomian tingkat kurs yang berubah mendadak, dan munculnya pesaing baru
yang mempunyai potensi bersaing tinggi . sedangkan risiko yang berasal dari
internal misalnya antara lain permasalahan kepegawaian, risiko-risiko yang
berkaitan dengan peralatan atau mesin, risiko keputusan yang tidak tepat, dan
kecurangan manajemen (manajement Fraud).
2. Risiko Bawaan
(Inherent Risks)
Risiko bawaan ialah potensi kesalahan atau penyalahgunaan
yang melekat pada suatu kegiatan, jika tidak ada pengendalian intern. Misalnmya
kegiatan kampus, apabila tidak ada absensi/daftar kehadiran kuliah akan banyak
mahasiswa yang cenderung tidak disiplin hadir mengikuti kuliah.
3. Risiko
Pengendalian ( Control Risks)
Dalam suatu organisasi yang baik seharusnya sudah ada risks
assessment, dan dirancang pengendalian intern secara optimal terhadap setiap
potensi risiko. Risiko pengendalian ialah masih adanya risiko meskipun sudah
ada pengendalian.
4. Risiko Deteksi
(Detection Risks)
Risiko deteksi adalah risiko yang terjadi karena prosedur
audit yang dilakukan mungkin tidak dapat mendeteksi adanya error yang cukup
materialitas atau adanya kemungkinan fraud. Risiko deteksi mungkin dapat
terjadi karena auditor ternyata dalam prosedur auditnya tidak dapat mendeteksi
terjadinya existing control failures (system pengendalian intern yang ada
ternyata tidak berjalan baik).
5. Audit (Audit
Risks)
Risiko audit sebenarnya adalah kombinasi dari inherent
risks, control risks, dan detection risks. Risiko audit adalah risiko bahwa hasil
pemeriksaan auditornya ternyata belum dapat mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya.
Audit risiko merupakan risiko kemungkinan auditor ekstern
memberikan opini yang salah terhadap fairness laporan keuangan auditee, atau
temuan dan rekomendasi yang salah pada laporan hasil pemeriksaan auditor
intern. Risiko ini sangat berbahaya karena auditor sudah memberikan opini atau
rekomendasi bahwa “Things are okay and fine, but they are not”.
Mengenai jenis – jenis risiko, dalam bukunya yang berjudul
Accounting Information System, F.L. Jones dan D.V. Rama (2003,p127-134) tidak
membahas masalah business risk, tetapi menyebut risiko – pelaksanaan (execution
risks) yang mungkin lebih sempit ruang lingkupnya. Jones dan Rama berpendapat
risiko pada hakekatnya dapat dikelompokkan kedalam 4 jenis risiko, yaitu
execution risks, information risks, asset protection risks, dan performance
risks.
1. Execution risk
Execution risk adalah risiko yang berkaitan dengan tidak
tercapainya sesuatu yang seharusnya dilaksanakan. Contoh risiko yang bersifat
kegagalan dalam melakukan kegiatan yang seharusnya dilaksanakan dengan baik
ialah keliru didalam mengirim barang ke pelanggan (salah mengirim jenis barang,
atau salah jenis kualitas yang dipesan, atau barang dikirim ke pelanggan yang
salah).
2. Information risk
Risiko informasi yang dimaksud oleh Jones dan Rama ini ialah
risiko yang berkaitan dengan kemungkinan kesalahan atau penyalahgunaan data
informasi. Risiko terjadi waktu mencatat/entri data (recording risks) serta
updating risks.
3. Asset protection
risk
Risiko yang berkaitan dengan save guarding assets ini ialah
kerusakan, hilang, atau asset tidak digunakan seperti yang seharusnya, maupun
risiko yang dapat timbul terhadap assets perusahaan akibat keputusan yang
salah.
4. Performance risk
Risiko kinerja ini adalah berkaitan dengan kinerja pegawai/
kinerja perusahaan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai tujuan/standar/ukuran
yang ditetapkan. Pada hakekatnya yang bertanggung jawab dan akan mempertanggung
jawabkan pengelolaan perusahaan kepada para share/stockholder dan stakeholder
adalah para pengurus perusahaan, yang menurut Undang-undang Perseroan Terbatas
di Indonesia ialah para anggota Dewan Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, yang melakukan tugas operasional ialah
para manajer tingkat menengah, supervisor, staf dan pegawai pelaksana, yang
melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pimpinan. Jika
mereka tidak melakukan tugas sesuai dengan yang seharusnya, atau kalau
kinerjanya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Hal ini merupakan risiko yang
dipreventif, dideteksi, atau dikoreksi/diperbaiki.
5. IT Security
Risks
IT Security risks berkaitan dengan data integrity dan akses.
Data integrity ialah keandalan dan konsistensi data di dalam system manajemen
data organisasi akses ke komputer atau data oleh pihak tidak berwenang perlu
ditanggulangi karena terkait dengan data integrity, privacy, dan seluruh
keamanan system.
6. Continuity Risks
Continuity Risks berkaitan dengan ketersediaan/stabilitas
(availability), back-up site, back-up file serta recovery pada system berbasis
teknologi informasi. Back-up site adalah cadangan system (mesin cadangan atau
mungkin instalasi yang berbeda lokasinya), sedangkan back-up file ialah
cadangan file pada media off-line. Recovery ialah system pengembalian status
terakhir bila suatu proses mengalami gangguan atau terhenti secara tidak
normal.
KONTROL INTERNAL DAN PERKEMBANGANNYA
Dari beberapa referensi yang kita pelajari kita dapat
mengetahui bahwa sampai pada awal abad 19 terminologi internal control system
belum merupakan konsep yang dipahami
meluas. Mistilah sebelumnya yang lebih dikenal adalah internal check,
maksudnya ialah kegiatan klerikal pemeriksaan akurasi (kecermatan) book keeping
yang pada saat ini lazimnya disebut verifikasi “independen” (pemeriksaan ulang
secara independen, artinya orang atau unit lain bukan yang mengerjakan
pertama).
Istilah internal control menjadi makin popular setelah
disahkannya Foreign Corrupt Practice Act of 1977 di USA yang mempengaruhi
Security Exchange Act 1934 bahwa perusahaan- perusahaan harus menyelenggarakan
pembukuan secara lengkap dan aman (terkontrol). Ada sanksi hokum bagi
perusahaan yang tidak taat (comply). Pada awalnya sebagai suatu topiks
professional istilah control internal memang hanya menyangkut bidang akuntansi,
khususnya kecermatan pembukuan (book-keeping) yang lebih bersifat control,
terutama ditujukan untuk menghindari clerical error dan kesalahan pencatatan.
Dalam perkembangannya kemudian, istilah internal control digunakan dalam
pengertian yang lebih luas, yaitu sebagai mekanisme untuk mendukung kebijakan perusahaan, pengamanan asset
perusahaan, pendukung mutu operasi dan sebagai persyaratan dicapainya tujuan
perusahaan. Sebagai pengganti istilah akuntansi untuk kegiatan yang bersifat
klerikal diatas, digunakan istilah internal check.
Internal Control dibedakan dalam administrative controls dan
accounting controls. Administrative controls terutama berkaitan dengan rencana
organisasi dan prosedur yang bermuara pada keputusan-keputusan yang menyakngkut
tanggung jawab wewenang, dan otoritas manajemen yang akan menjadi dasar bagi
control intern dibidang accounting.
Pengendalian administrative meliputi rencana organisasi dan prosedur
yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan
peraturan pimpinan perusahaan, dan pada umumnya tidak langsung berhubungan
dengan pembukuan (system akuntansi). Pengendalian administrative mencakup
misalnya analisa statistic, time & motion study, laporan kegiatan, program
latihan pegawai dan pengawasan mutu, serta kebijaksanaan akuntansi.
Accounting controls berkaitan dengan rencana organisasi,
prosedur, catatan, untuk menjamin pengamanan harta, dapat diandalkannya laporan
keuangan, dan adanya keyakinan bahwa :
- Setiap
transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi yang berwenang.
- Setiap
transaksi dicatat untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum, maupun dalam rangka untuk akuntabilitas kepengurusan perusahaan.
- Akses
terhadap asset hanya sesuai dengan otorisasi yang ada
- Catatan
tentang akuntabilitas asset adalah sesuai dengan yang ada, dapat
direkonsiliasikan dan telah dilakukan tindakan yang perlu bila terjadi
perbedaan karena interval waktu yang dapat dijelaskan.
a. Pengendalian
Administratif
Meliputi struktur organisasi dan prosedur-prosedur dan
catatan-catatn yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang dengan
pengesahan transaksi-transaksi oleh manajemen.
b. Pengendalian
Akuntansi
Meliputi struktur organisasi, prosedur-prosedur dan
catatan-catatan yang berkaitan dengan pengamanan aktiva dan dipercayainya
catatan finansial, dan konsekuensinya.
Sarbanes-Oxley Act 2002
Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi,
governance; pengungkapan informasi keuangan, informasi hasi yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat dibidang keuangan, pembatasan kompensasi
eksekutif, dan pembentukan komite audit independen. Selain itu diatur pula
mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Menetapkan
beberapa tanggungjawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak
manajemen.
- Mendirikan
The Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan independen dan
bekerja full-time bagi pelaku pasar modal
- Penambahan
tanggungjawab dan anggaran SEC secara signifikan
- Mengidentifikasi
jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP ke Klien.
- Memperbesar
hukuman bagi terjadinya corporate fraud
-
Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts interest
- Menetapkan
beberapa persyaratan pelaporan yang baru.
Dampak Sox di Indonesia
Walaupun di Amerika Serikat telah terbit UU Sarbaney-Oxley
2002 yang mendorong kearah good corporate governance, tetapi di Indonesia masih
sebatas wacana pembuatan rancangan undang-undang akuntansi dipasar modal.
Memang sudah ada beberapa aturan yang selaras dengan semangat peningkatan mutu
tata-kelola organisasi/perusahaan yang baik, misalnya:
a. Dikeluarkannya
SK Menteri Keuangan RI No. 423/2003 tentang Jasa Akuntan, yaitu diatur mengenai
rotasi audit KAP. KAP boleh mengaudit sampai 5 tahun berturut-turut (dua Kali),
dan signing-partner maksimum tiga kali untuk kantor yang sama. Artinya harus
ganti partner.
b. Implikasi kedua
ialah bagi perusahaanyang berbeda di Indonesia dan Listed di USA (misalnya PT.Telkom),
assesmentnya harus sesuai Sox.
c. Untuk listed
company BAPEPAM sudah diminta opini atas internal control sebagai laporan
terpisah.
d. Keharusan audit
terhadap TI (IT Governance) yang lebih mendasar, bukan hanya bagian dari
pengujian pengendalian (test of controls) yang dilakukan untuk menentukan uji
substantive semata- mata.
e. Adanya Komite
Audit juga selaras dengan Sox.
Perkembangan Teknologi dan Dampaknya
Data
Data ialah fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain yang
mendukung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan,
pembuatan kesimpulan dan penetapan keputusan.
Informasi
Informasi adalah datya yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang sesuai dengan keinginan. Data merupakan bahan yang diolah menjadi
suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih mempunyai arti, sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan data, sehingga bertambah kegunaannya dan dapat dipakai
untuk suatu tujuan tertentu atau untuk analisis dan pengambilan keputusan.
Biasanya informasi terdiri dari processed data, selected data, atau sorted data
yaitu data yang terpilih atau terpilih, tergabung dan disusun sesuai dengan
kebutuhan pemakai data, masalah, waktu dan fungsinya.
Sistem Pengolahan Data
Pengolahan data ialah kegiatan, dengan menggunakan peralatan
(mekanisme,elektronik) ataupun hanya dengan tangan saja ( Manual), tujuannya
untuk mengolah data menjadi informasi. System pengolahan data terdiri dari
masukan (input), pengolahan (process), dan Keluaran (Output). Hubungan antara
input proses dan output dapat kita gambarkan dalam suatu diagram sebagai
berikut :
Tujuan Pengolahan Data
Tujuan
Pengolahan data adalah menghasilkan informasi yang diperlukan. Manfaat
informasi yang terpenting adalah untuk menambah pengetahuan tentang kondisi
yang dihadapi, atau mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh si pemakai
data tersebut. Dengan adanya informasi ini, keputusan dapat diambil berdasarkan
perhitungan yang cermat, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan
terlalu banyak pilihan dapat dihindarkan.
Memang
harus diakui, biaya untuk menghasilkan informasi relative mahal. Biaya
pengolahan data rata-rata dapat mencapai 5 sampai 15% dari keseluruhan biaya operasi organisasi. Dalam organisasi
keuangan tertentu , biaya pengolahan data ini bahkan dapat mencapai 50% dari
keseluruhan biaya usaha. Akan tetapi, dengan biaya seperti itu, kalau
diperhitungkan secara keseluruhan manfaatnya, maka masih tetap dapat
disimpulkan bahwa pengolahan data perlu dilakukan. Diharapkan dengan adanya
pengolahan data tersebut maka :
a. Pelayanan dapat
lebih ditingkatkan
b. Penjadwalan
Kerja lebih baik
c. Mengurangi
Kemungkinan pemborosan biaya yang sebetulnya tak perlu terjadi
d. Perhitungan
penggunaan bahan mentah secara tepat dan efisien.
Tahap – tahap Pengolahan Data
1. Pengisian data
(data capturing)
2. Pemeriksaan data
(verifying)
3. Pengelompokan
data (Classifting)
4. Penyusunan atau
Pemilahan (Sorting)
5. Penjumlahan
(Summarizing)
6. Perhitungan
(Calculating)
7. Penyimpanan Data
(Storing)
8. Pengambilan
Kembali (retrieving)
Perkembangan Sistem Pengolahan
a. Belum ada system
Sekitar tahun 2.600 sebelum Masehi, pedagang-pdagang bangsa
babylonia mulai melakukan pencatatan (recording) atas transaksi-transaksi
perdagangan mereka dengan butir-butir tanah liat, dan disimpan didalam suatu
tabung (jar) yang pada hakekatnya adalah merupakan bentuk dasar suatu system
file.
b. Manual System
Pencatatan yang masih dilakukan secara sederhana dengan
tangan tersebut berkembang menjadi suatu system, tetapi belum berdasarkan suatu
aturan sistematika tertentu (belum terstruktur).
c. Manual Plus
Mechanichal System
Dengan ditemukannya peralatan mekanis seperti mesin hitung,
cash register dan sebagainya, maka system pencatatannya dan pengolahan data
tidak lagi sepenuhnya dikerjakan secara manual, akan tetapi sudah dengan
peralatan, disebut manual plus mechanical system.
d. Unit record
equipment system
Pada perkembangan lebih lanjut, diketemukan
peralatan-peralatan baru seperti : punch card machine, sorter machine, collator
machine, dan alat –alat tabulasi maupun peralatan lainnya.
e. Era
Komputerisasi
Electronic Data Processing system (EDP) merupakan system
pengolahan data secara elektronis (computer). Bedanya dengan unit record system
ialah computer terdiri dari central processing unit yang melakukan koordinasi
terhadap seluruh pheriperalnyadan disamping itu computer bekerja secara terprogram atau secara
programmable.
f. Sistem Informasi
Berbasis Komputer
Sistem informasi terdiri dari berbagai komponen sumber daya
informasi yang terintegrasi untuk menyajikan informasi guna mendukung operasi
dan pengambilan keputusan manajemen dalam sebuah organisasi.
Teknologi Informasi Masa Depan
Pada saat ini banyak yang
menganggap bahwa terminology atau istilah pengolahan data atau terkomputerisasi
sudah tidak sesuai lagi. Alasannya ialah karena tujuan komputerisasi pada saat
ini bukan hanya semata-mata untuk pengolahan data saja. Disamping itu keadaan
teknologi dan peralatan yang diguanakan pada saat ini bukan hanya computer,
melainkan sudah merupakan kombinasi dari berbagai peralatan : computer, alat
komunikasi, telex, faximile, robot, audio dan video, dan multi media, bahkan
peralatan mekanis. Peralatan-peralatan tersebut ada yang diproduksi dari hasil
teknologi elektronika, teknologi komunikasi, imaging technology, bahkan juga
dengan peralatan – peralatan mekanis lainnya.
Perkembangan Komputerisasi
1. Perkembangan
Teknologi Komputer
Bentuk fisik computer makin kecil, lebih canggih dan murah.
Akibatnya makin banyak pemakai computer, dan bila perlu tiap unit dapat
mengadakan sendiri.
2. Sifat dukungan
computer
Dukungan computer dapat berupa suatu system yang bersifat :
o Back Office System
o Front Office
System
o Komputerisasi dan
berbagai teknologi lain telah digunakan sebagai unsur system informasi, yang
tidak hanya untuk information atau transaction processing saja, melainkan juga
untuk pekerjaan klerikal/administrative, pengambilan keputusan, maupun untuk
komunikasi.
3. Karakteristik
Pemakai terhadap komputerisasi
Ciri- ciri umum pemakai computer (end-user) terhadap
kegiatan komputerisasi pada mulanya “menolak(resistance)”, kemudian mau
menerima dan setelah mengetahui dengan
sungguh- sungguh mengenai manfaat computer.
4. Pengembangan
Profesi Komputer
Pada mulanya computer sulit dioperasikan. Bekerja
menggunakan computer , lebih-lebih membuat program computer, adalah relative
sangat sulit. Menjadi teknisi computer sangat sulit dan dipersyaratkan lulus
seleksi apritude test. Karena masih sulitnya penggunaan computer, maka dalam
rekruitmen dan pola karir system analis/desainer system lazimnya dimulai dari
sebagai programmer.
5. Sistem
Pengolahan data decision support system
Dampak Komputerisasi
Pada saat
ini telah terjadi perubahan-perubahan didalam komponen/sumber daya system
informasi. Jika penerapan computer sudah penuh dan cara manual sudah
betul-betul ditinggalkan, maka perlu perubahan-perubahan yang tyerjadi cukup
drastic.
a. Perubahan
struktur Organisasi
b. Resiko Sistem
Berbasis Komputer
- Penggunaan
Teknologi secara tidak layak
- Kesalahan
berantai atau penanggulangan kesalahan secara cepat dan konsisten.
- Logika pengolahan yang salah
-
Ketidakmampuan system analis dalam menerjemahkan kebutuhan calon
pemakai.
- Konsentrasi
data pada satu lokasi atau satu orang.
- Konsentrasi
tanggung jawab pada petugas teknis computer
- Kerusakan
system komunikasi dapat melumpukan operasi perusahaan bila dari awal tidak
dipersiapkan system cadangan.
- Data input
tidak akurat, kurang mutakhir, palsu, dan tidak segera dapat dideteksi atau
dikoreksi seperti hanya system tradisional.
- Kemungkinan
kerusakan data/informasi.
-
Penyalahgunaan computer
DAMPAK Terhadap Sistem Akuntansi
Organisasi
Struktur organisasi dan prosedur yang mengelola system
berbasis computer mempunyai ciri – ciri pemuatan fungsi dan pengetahuan tentang
system. Dalam system berbasis computer, personalia yang mengerjakan dan
mengetahui informasi sangat sedikit dan pemisahan tugas dan fungsi relative
tidak ada. Tanpa adanya pengendalian yang ketat, keadaan ini bisa berbahaya
karena peluang untuk melakukan penyewaan lebih terbuka.
Perubahan Sistem Penyimpanan Data
Dalam
system berbasis computer juga terjadi pemusatan program dan data. Transaksi
file sering disatukan dalam satu disket/disk dan di satu tempat. Tanpa adanya
pengendalian yang ketat , kemungkinan penyalahgunaan wewenang, perubahan
program dan data akan dapat merugikan perusahaan. Pada system manual data
dicatat dijurnal dan ledger(Buku besar). Pada system computer, data disimpan
defile dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin seperti misalnya disk
magnetic atau pita magnetic dan tidak terbaca oleh mata manusia biasa.
Perubahan Proses
Perubahan
ini mempunyai pengaruh yang cukup besar, karena computer dapat beroperasi dengan lebih cepat, konsistensi dan dalam waktu
relative tidak terbatas. Jika yang berkerja manusia, maka makin lama akan makin
lelah dan cenderung dapat membuat kesalahan, karena mentalnya melemah.
Sedangkan computer tidak mempunyai mental, hanya mempunyai mental sehingga
salah kalau komponennya saja yang rusak.
Perubahan Audit
Komputerisasi memang secara mendasar merubah desain sitem
informasi, maupun struktur pengendalian internnya. Misalnya, bukti jejak audit
(audit trail) sebetulnya tetap masih ada, tetapi banyak elemennya yang berubah.
Secarta manual, jalur audit trail dari laporan – laporan yang dihasilkan ke
catatan dan dokumen-dokumen dasar sebagai bukti transaksi cukup jelas dan dapat
diikuti atau ditelusuri jejaknya. Dlaam siklus akuntansi keuangann system
akuntansi tradisional, data piutang pada neraca dapat dengan mudah dilacak
keneraca lajur, kemudian ke buku besar, kejurnal dan selanjutnya ke dokumen.
Pada system computer, audit trail linkage menjadi lebih sulit dan bahkan sering
suatu desain komputerisasi dapat memotong jalur yang menunjukkan hubungan
antara output dengan dari mana inputnya. Dalam system informasi akuntansi
berbasis computer desainnya tidak harus dengan jurnal ataupun buku besar.
Mungkin saja data mentah pada suatu master file langsung degenerate menjadi
laporan akuntansi. Oleh karena itu didalam mendesain system informasi akuntansi
dan struktur pengendalian intern desainer harus mempertimbangkan aspek agar
system yang dihasilkan cukup baik, komprehensif, andal, dan dapat mengurangi
resiko informasi yang dihasilkan.
PENGENDALIAN INTERN MODEL REFERENSI
Pada
system akuntansi secara manual aktivitas
atau prosedur pengendalian yang lazim diterapkan ialah :
1. Otorisasi
2. Adanya
dokumentasi yang memadai
3. Pemisahan tugas
dan fungsi (antara fungsi operasional/pemegang uang/pemegang barang/pemegang
catatan)
4. Pengamanan fisik
5. Verifikasi
secara independen
Suatu organisasi atau entitas bisnis/ perusahaan memerlukan
system pengendalian intern karena beberapa alas an sebagai berikut :
- Kewajiban hokum, karena perusahaan memang
diwajibkan oleh aturan atau peraturan – peraturan legal (misalnya aturan Badan
Pengelola Pasar Modal, atau bahkan Undang-undang) untuk menyusun struktur
pengendalian intern.
- Struktur
pengendalian intern perusahaan ialah kebutuhan/tanggung jawab direksi suatu
perusahaan.
Pembagian Tugas & Fungsi
Dalam merancang organisasi perusahaan perlu diperhatikan
pertimbangan – pertimbangan system pengendalian intern sebagai berikut :
a. Struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut :
- Fungsi
operasi, fungsi penyimpanan barang, fungsi penyimpanan uang dan fungsi
akuntansi harus dipisahkan.
- Tiap fungsi
tidak boleh diberi tanggung jawab penuh/mutlak untuk melaksanakan semua tahap
suatu transaksi.
b. Sistem wewenang
dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,
utang, pendapatan dan biaya.
c. Praktik yang
sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit organisasi.
d. Karyawan yang
mutunya sesuai dengan tanggung jawab.
Dokumen / Catatan Memadai
Dokumen
merupakan obyek fisik untuk membawa data dan catatan akuntansi untuk recording
transaksi, diikhtisarkan, dan dilaporkan. Dokumen dan catatan akuntansi
merupakan unsur penting dalam system akuntansi, jika tidak memadai dapat
menyebabkan timbulnya masalah besar. Dokumen berfungsi sebagai penerus
informasi di lingkungan organisasi atau diantara organisasi yang berbeda.
Pengamanan Fisik
Pengamanan
Fisik sangat penting, terutama untuk tujuan safeguarding assets. Pengamanan
fisik tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian intern.
Verifikasi Independent
Istilah
teknis akuntansi verifikasi ialah menguji kecermatan data transaksi dengan
pengecekan ulang orang lain (perbandingan antara hasil kerja dua orang atau
lebih yang tidak saling mempengaruhi karena mereka bekerja secara bebas,
independent, anatara yang satu dengan lainnya, lazimnya unitnya berbeda).
Batasan Pengertian (Definisi)
Batasan
Pengertian (definisi) mengenai internal control yang ditulis pada berbagai buku
mungkin sekali pada saat ini sudah perlu direaktualisasikan (update) karena
perkembangan pemikiran mengenai system pengendalian intern memang berjalan
dengan pesat.
Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern
Berikut beberapa keterbatasan pengedalian intern :
1. Persekongkolan
(Kolusi)
Pengendalian intern mengusahakan agar persekongkolan dapat
dihindari sejauh mungkin.
2. Perubahan
Struktur pengendalian intern pada suatu organisasi harus
selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi dan teknologi.
3. Kelemahan
manusia
Banyak kebobolan terjadi pada system pengendalian intern
yang secara teoritis sudah baik.
4. Azas biaya
manfaat
Pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan
kegunaanya.
Pihak yang Berkepentingan
Banyak pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap
system pengendalian intern, yaitu :
a. Manajemen
Perusahaan
b. Dewan Komisaris,
auditor intern, dan sebagainya
c. Para karyawan
perusahaan itu sendiri
d. Regulatory Body
(Badan pengatur/pemerintahan atau ikatan profesi)
e. Auditor ekstern
independen
Prinsip Dasar Pengendalian Internal
Ada beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai
pengendalian intern bagi suatu entitas organisasi atau perusahaan, yaitu :
a. Sistem
Pengendalian intern merupakan management responsibility.
b. Top Management
bertanggungjawab menyusun system pengendalian intern.
c. Sistem
pengendalian intern seharusnya bersifat generic
d. Sifat system
pengendalian intern adalah reasonable assurance
e. Sistem
pngendalian intern mempunyai keterbatasan-keterbatasan atau constraints
f. Sistem
Pengendalian intern harus selalu di evaluasi.
Tujuan Pengendalian Internal Rinci Akuntansi
Dari segi pandang akuntansi, tujuan rinci sistem
pengendalian adalah :
a. Transaksi yang
dicatat sah (Keabsahan)
b. Transaksi yang
dicatat suda diotorisasi
c. Transaksi yang
dicatat telah dicatat semua (kelengkapan)
d. Transaksi yang
dicatat telah dinilai secara layak (penilaian)
e. Transaksi yang
dicatat telah diklasifikasi dengan benar (Klasifikasi)
f. Transaksi yang
dicatat sesuai waktu (tepat waktu)
g. Transaksi yang
dicatat telah di ikhtisarkan/posting dengan benar.
Hubungan antara
Asersi Manajemen
Tujuan Umum Audit
1.
Eksistensi/Keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan
Kewajiban
4.
Penilaian/alokasi
5. Penyajian dan
Pengungkapan
Keabsahan
Kelengkapan
Kepemilikan
Penilaian, Klasifikasi,Pisah-batas, akurasi-mekanis.
Pengungkapan.
Referensi Model
Batasan pengertian (definisi) mengenai interval control yang
telah dibahas di atas mungkin sekali pada saat ini sudah perlu
direaktualisasikan (update) karena perkembangan pemikiran mengenai system
pengendalian intern memang berjalan dengan pesat, khususnya dampak pemanfaatan
teknologi informasi yang membawa implikasi luas terhadap desain system maupun
struktur pengendalian internnya.
Internal control dikembangkan untuk menyediakan fundamental
yang dapat mendukung pencapaian tujuan bisnis organisasi dan pencegahan risiko
yang tidak diinginkan. Pengendalian intern yang sudah ada pada system
tradisional dikembangkan atau dirancang ulang. System informasi yang dirancang
dengan baik harus mempunyai control yang dibangun, yang mencakup semua fungsi,
meliputi :
a. Kontrol intern
ajuntansi pada kegiatan akuntansi atau pembukuan, tujuannya adalah melindungi
asset atau menjaga keandaian catatan keuangan.
b. Kontorl operasi
yang ditujukan oleh operasi sehari – hari, fungsi dan aktivitas serta menjamin
aktivitas yang dilakukan sesuai tujuan.
c. Kontrol administrasi
yang memperhatikan efisiensi operasi dalam area fungsional dan ketaatan
terhadap kebijakan manajemen.
PENGENDALIAN SISTEM
KOMPUTERLISASI
PERSPEKTIF MANAJEMEN
Sistem pengendalian
intern ( internal control ) dalam
sistem informasi dapat di kelompokkan
dalam beberapa katogori :
Berdasarkan Jenis :
1. Preventive detective, dan corrective ( Pencegahan,
deteksi dan koreksi )
2. Discretionary
dan non-discretinary (Kebikjakan dan
kebebasan )
3. Volumtary dan
mandated ( sukarela atau diwajibkan)
4. Manual atau
automated ( control secara manual atau dengan computer )
5. Kontrol
perspeektif manajemen dan perspektif
Teknis
6. Application dan general controls
Pengendalian umum ( general control ) adalah sistem pengendalian intern computer yang berlaku umum meliputi
seluruh kegiatan komputerlisasi
sebuah organisasi secara
menyeluruh . artinya ketentuan – ketentuan yang di atur dalam pengendalian intern tersebut berlaku untuk seluruh kegiatan komputerlisasi pada organisasi / perusahaan
tersebut.Pengendalian umum adalah
merupakan “ Payung” atau
kebijakan umum pengendalian dalam suatu
organisasi .apabila tidak di lakukan
pengendalian ini atau pengendalian lemah
dapat berakibat negative terhadap aplikasi
atau kegiatan komputerlisasi organisasi itu, Karena Pengendalian umum mengatur seluruh seluruh kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan komputerlisasi / teknologi informasi maka kepurusan pengendalian jenis ini merupakan wewenang atau domain manajemen ( bersifat
manajemen framework ) dan oleh sebab itu
beberapa textbook tidak menmggunakan istilah pengendalian umum, melainkan Pengendalian
Perepektif Manajemen.
PENGENDALIAN PERSPEKTIF MANAJEMEN
Kennet C . Laudon dan
Jane p.Lauden mendefinisikan pengendalian umum “ General control are overall That ensure the effective
operation of programmed
procedure’ ,Kenneth dan jane p.laudon
mengkelasifikasikan tipe pengendalian
umum dalam : controls over the sytem implementation process ,software control. Physical hardware control , data cecurity control , dan administrasi disciplines, starndards and procedure. Sedangkan James A.Hall (2001,p.754)
nmengkelafikasikan pengendalian
umum sebagai berikut :
Operating system Control , data manajemen control ,
organization structure control , systems development control , system
maintenance controls, computer center
security and controls, internet and internet
control , electronic data
interchange controls , dan personal computers controls .
sementara itu Ikatan
akuntasi Indonesia (IAI,2001, SA 319,par.06 ) mengklasifikasikan
pengendalian umum sebagai berikut :
a. Pengendalian
organisasi dan manajemen
b. Pengendalian
terhadap pengembangan dan pemeliharaan
sistem aplikasi.
c. Pengedalian
terhadap operasi sistem
d. Pengendalian
terhadap perangkat lunak sistem
e. Pengendalian
terhadap keamanan TI
Menurut miklos
a.vasarhelyi dan Thomas w.lin. advanced auditing fundamentals edp and statistical audit Teknologi ( Reading . mass: Addison Wesley publishing Company ,1998) 178-294 : Donald A.watne
dan peter B,B.Turney, Auditing
EDP System , edisi kedua ( Englewood Cliffs , New Jersey Prentece-Hal,
Inc, 1990 ) hal 206 – 212 , Pengendalian umum dapat di susun dalam Tabel berikut :
Jenis pengendalian umum
Kategori Pengendalian
Jenis-Jenis
Pengendalian
1. Organisasi &
Manajemen
- Pemisahaan
fungsi Depertemen TI dan Non TI
- Pemeriksaan
fungsi dalam Depertemen TI
- Otorisasi
Tranksasi
-
Pengendalian Porsonil
- Perencanaan
, Penganggaran dan sistem
pembebasan kepada pemakai ( user )
2. Piranti Lunak
Dan Keras
-
Pengendalian Piranti Keras( Hardware)
- Pengendalian Piranti Lunak ( Soptware )
3. Pengendalian
Akses
- Pembatasan
Akses fisik dan Lojik
- Dokumentasi
Program
- Fasilitas-
Fasilitas On-line
4. Data dan
Procedur
- Control
Group
- File dan
database
- Procedur-
procedure standar
- Keamanan
fisik
- Pemeriksaan
Interen
5.
Pengembangan Sistem Baru
-
Partisipasi manajemen dan Pemakai
-
Pengembangan Standar & pedoman
- Manajemen
Proyek
- Pengujian
sistem dan konversi
-
Penelaan setelah pemasangan
6. Pemeriharaan
Program
- Otorisasi
dan persetujuan
- Prosedur
standar dan dekomentasi
-
Pengendalian pemrogram dan pelaksanaan
- Pengujian
terhadap perubahaan
7. Dokumentasi
- Dokumentasi
standar dan dekomentasi pendefinisian masalah
- Dokumentasi
sistem
- Dokumentasi
program
- Dokumentasi
operasional
- Domentasi
pemakai
PENGENDALIAN PUCUK PIMPINAN :
Pucuk pimpinan( Top manajer ) adalah board of direktur atau
di sebut direksi, terdiri dari direktur
utama dan para direktur lainnya. Dreksi bertanggung jawab terhadap seluruh operasi perusahaan , termasuk bidang
TI Tidak perlu menyita perhatian
pimpinan , melainkan cukup di serahkan
Staf Teknis saja.Pandangan ini tidak benar Karena justru TI saat ini
merupakan factor pendukung penting.
Bagaimana Auditor mengnalisa Perhatian /
kepedulian top management terhadap
fungsi sistem informasi.? Salah Satu cara
yang dapat di lakukan adalah
dengan melihat bagaimana Top
Management terkait dengan sistem
Informasi seperti layaknya tugas pokok dan fungsi management
pada umumnya berkaitan dengan fungsi
Manajemen pada umumnya.
Top Management
bertanggung jawab untuk membuat
master-plan sistem informasi, meliputi
rencana jangka Panjang& jangka pendek . Penyusunsn Rencana meliputi
3 hal :
1. Mengetahui kesempatan dan masalah yang di hadapi organisasi sehingga teknologi informasi dan
system Informasi dapat di gunakan secara efektif
2.
Mengindentifikasi sumber daya
yang di perlukan untuk menyedikan
Teknologi dan sistem informasi yang di
perlukan.
3. Membuat strategi
dan takti yang di perlukan untuk
memperoleh sumber daya tersebut.
Jenis peranrancangan di bedakan dalam strategi Plan serta operational Plan, ke dua
. harus selalu di review secara
Berkala di perbaharui
jika di perlukan.
Strategi Plan
bersifat jangka panjang :
1. Penilaian
terhadap kondisi Teknologi informasi
saat ini, kekuataan ,kelemahan ,serta tantangan dan ancaman saat ini.
2. Tujuan dan arah
jangka panjang , Jasa informasi masa depan
harus di sediakan Strategi keseluruhaannya terhadap intraorganisasi maupun interotganisasi,
3. Strategi
pengembang , Visi di bidang Teknologi
informasi,Aplikasi masa depan , kebutuhan dana, Pendekatan dari
monitoring terhadap pelksanaan Strategi.
Rencana Jangka Pendek :
1. Progress report
berisi keterangan tentang keberhasilan
dan kegagalan pencapaian rencana
sekarang. Perubahaan yang besar terhadap
platform hardwaresofware, hal-hal yang
baru harus di lakukan.
2. Initiatives to
be undertaken, berisi keternagan tentang
perkembangan sistem
perubahaan hardwarelsofware, tambahan karyawan dan pengembangannya, penambahaan sumber daya
keuangan.
3. Implementation
Scheduler, berisi keterangan tentang
kapan mulai selesainya, setiap proyek utama , kejadian yang penting, prosedur control , proyek yang di terpkan.
Organisasi Pusat Komputer
Letak unit
computer di dalam suatu organisasi perlu di terpkan secara Tepat :
a. Apakah merupakan
unit fungsional sendiri yang di kepalai oleh salah satu Ekcecutiv
b. Sebagai bagian
dari unit fungsional administratif , atau sebagai bagian dari unit operasional,
Struktur Organisasi
fungsi sistem informasi
Secara
umum sistem informasi di letakan pada fungsi depertemen
sistem informasi, di dalam depertemen Ini berisi bagian pengembangan sistem. Bagian programming , bagian
pengeoprasian , penyiapan data dan
bagian Pendukung atau control.
Stuktur Organisasi pusat computer
nsecara Tradisional terdiri dari :
1. Bagian Aplikasi
( terdiri dari para sistem analis dan Programmer)
2. Bagian Produksi
( terdiri dari para Operator yang secara
langsung menjalankan operasional computer
3. Bagian dukungan
Teknis (terdiri dari para Spesialis Operating sistem, ahli database, ahli
komunikasi data
Dalam control
terhadap pemakai jasa sistem
informasi , Top Manager nharus menbuat policy
dan Prosedur yamasi ng akan membuat user
menggunakan jasa sistem informasi
secara Efektif dan Efisien.. Strategi Yang Dapat di lakukan misalnya setiap permintaan jasa teknologi informasi harus di bebani biaya yang di Alokasikan
pada anggaran berdasrkan jasa yang di minta oleh user. Jika Top Manager memilih dengan
cara Control terhadap pemakaian jasa
sistem informasi melalui Trasfer pricing atau skema pembebanan maka dua Keputusan harus di buat , yaitu :
1. Mereka
harus menentukan cara provider (
penyedia jasa ) melihat jasa sistem
informasi , ada beberapa Pilihan yang
dapat di lakukan :
a. Cost center,
pembebanan biaya ke unit sistem
informasinya
b. Profit center,
unit sistem informasi di dayakan gunakan
sebagai investasi , berinvestasi mendapatkan Hasil dari investasi yang telah di lakukan.
c. Invesment
center, unit sistem informasi ndi perlukan sebagai sebagai investasi, berinvestasi
mendapatkan hasil dari investasi yang telah di lakukan.
d. Hybrid center,
menggunakan berbagai cara untuk
mendapatkan kembali biayanya
tergantung pada beberapa aktivitas
yang di minta oleh pemakai, bisa menjadi gabungan dari tiga hal di atas.
2. Jenis
transfer pricing yang yang specific atau pembebanan biaya di tentukan, beberapa
Cost di bawah ini dapat di lakukan,
yaitu :
a. Allocated cost
b. Standart cost
c. Dual price
d. Nagotiated price
e. Market price
Pengendalin Manajemen
Pengembangan Sistem
Pengendalian , pengembangan dan
pemeliharaan sistem diperlukan untuk
mencegah dan mendeteksi Kemungkinan kesalahan pada waktu pengembangan dan pemeliharaan sistem , serta untuk
menperoleh keyakinan Memadai bahwa sistem berbasis teknologi informasi di kembangkan dan di pelihara dengan cara efesien dan Melalui proses otorisasi dengan semestinya. Pengendalian
pengembangan sistem adalah sebagai
berikut :
1. Pengembang
sistem harus melibatkan partisipasi pemakai ,manajemen,auditor
2. Adanya standard
an pedoman maupun prosedur
3. Dilaksanakannya
pengujian sistem dan konversi dengan
cermat.
4. Penelaahan
setelah pemasangan atau instalasi .
Sedangkan rancangan sistem
adalah penentuan proses dan data
di perlukan oleh sistem baru , jika
sistem itu Berbasis computer , rancangannya dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang di gunakan .Perancanaan
Sistem terdiri dari kegiatan- kegiatan
desain untuk menghasilkan
spesifikasi sistem yang dapat
memenuhi kebutuhan fungsional
yang di kembangkan ke dalam
proses analis sistem., jadi dengan demikian perancangan sistem merupakan proses-proses atau aktivitas-aktivitas untuk menentukan atau menghasilkan speksifikasi system yang di perlukan oleh sisitem baru yang memenuhi kebutuhan fungsional dengan tujuan
untuk menberikan gambaran secara umum oleh pemakai pada sistem
yang baru . Menurut O’Brien
(2005,p351 ) perancangan sistem terdiri
dari tiga aktivitas yaitu :
a. Desain user interface, yaitu merancang layar ,Formulir
dan dialog
b. Desain Data
yaitu menentukan entitiy(Objek),
antribut , relationchip , kaidah intregritas
dan lain –lain
c. Desain
Proses yaitu membuat program dan prosedur seperti user services, application services, dan data Services
Menurut Pressman (
2001, p20-29 ) rekayasa Software adalah
aplikasi dari pendekatan kuantifiabel , displin , dan Sistematis pada pengembangan, operasi, dan pemeliharaan
perangkat lunak, salah satu model
rekayasa perangkat Lunak yang di
sebut linear sequential model yang biasa di sebut dengan classi life cyecle atau waterfall
model.
Dalam model ini
pendekatan pemgembangan software
di lakukan sistimatik dan sequential
yang di awali dengan Sistem enginnering, analysis, desingn, coding,
testing dan maintances, Tahapan- tahapan dapat di lihat oleh gambar
Sistem / information engineering and modeling
di mulai dengan menentukan
kebtuhan yang di perlukan oleh
Sistem yang akan di buat dan kemudian menempatkan beberap
kebutuhan tersebut ke dalam software yang akan di kembangkan. Software Requiment
analisis adalah proses pengumpulan kebutuhan
diintensifkan dan di fokoskan,
khususnya pada perangkat lunak . untuk memahami sifat program yang di bangun
,perekayasaan dan analisis harus
memahami domain informasi. Tingkat laku
cara kerja dan interface yang di perlukan, Kebutuhan sistem perlu didokumentasikan dan di evaluasi lagi dengan pemakai.
Interaksi Manusia Dan Computer
Dalam merancang suatu sistem harus di perlukan satu hal sangat pentng
yaitu interaksi anatara user
/pengguna dengan sistem.
Interaksi ini haruslah user
Friendly, yang artinya mudah di gunakan
oleh pengguna Yang awan sekalipun. (
Shneiderman ,1998,pp 74-75) , dalam
merancang suatu sistem interkasi
manusia dengan dan computer yang baik , maka ada delapan aturan di perhatikan :
1. Konsisten, Konsisten dalam warna, tampilan, jenis
huruf,perintah/ menu
2. Memungkinkan
Frequent users menggunakan shortcust, penggunaan shortcuss untuk memudahkan Pemakai saat berintraksi dengan computer sehingga perintah dan fasilitas yang tersedia lebih mudah di Mengerti dan lebih cepat di akses.
3. Memberikan umpan
balik yang imformatif, setipa aksi
pemakai sebaliknya ada umpan balik dari system dan umpan balik (
respon) atau message di layar , harus di
buat sederhana agar mudah di megerti untuk menetukan langkah selanjutnya.
4. Merancang dialog
yang baik, dari awal sampai
penutupan . urutan dari aksi sebaliknya
di atur dengan baik yaitu dengan pembukaan , isi dan penutup.
5. Memberikan
pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana sebisa mungkin rancangan sistem di buat agar pemakai
tidak menbuat kesalahan contohnya
jika suatu kolom isian tidak di perbolehkan
pengisian jenis alphabet , maka
jika di isi alphabet layar harus segera menberikan error message
6. Memungkinkan
pembalikan aksi yang mudah, dalam
merancang sistem sebaiknya aksi dapat dikembalikan . pengembalian aksi dapat berupa aksi tunggal, tugas entry atau
kelompok yang lengkap
7. Mendukung pusat kendali internal, pemakai dapat
mengusai sistem , dan sistem merespon
intruksi-Intruksi dari mereka.
8. Mengurangi
beban ingatan dari jangka pendek, manusia memiliki keterbatasan dalam meningat memory singkat, tampilan
halaman yang banyak menggabungkan frekuensi gerakan window sebaliknya dikurangi , buatlah tampilan sederhana ,
dengan meyedikan penyingkatan kode dan
informasi lain.
Sistem Development Life
Cycle Approach
Sistem
development life cycle approach adalah metode pengembahan sistem aplikasi yang terdiri dari Bebrapa tahap ,
setiap tahap mempunyai jenis kegiatan
tertentu :
a. Feasibiliti study, dengan criteria cost benefit untuk mengusulkan aplikasi
b. Information
analysis , menentukan keperluan user
c. Sistem
desain , mendesain user interface , file yang di gunakan dan fungsi proses informasi yang di lakukan oleh sistem
d. Program
development ( desain,codding,compling, testing, dan dokumentasi program)
e. Procedores and
from development, desain dan dokumentasi
prosedur sistem danformulir yang
di gunakan user pada sistem.
f. Acceptance
test, testing terakhir terhadap sistem
dan persetujuan formal serta penerimaan
oleh management dan user.
g. Comversion ,
konversi atau perubahan dari sistem lama
ke sistem baru
h. Operation and
maintance, penambahan sistem selama
implementasi dan modifikasi serta maintances bila di ketahui ada masalah.
Tahap –tahap pengembangan sistem
Kegiatan
Keterangan
1. Sistem planning
Tujuan sistem
planning ialah untuk menetukan objkektifves of the project, scope
( ruang lingkup) reviuw aspek teknis
operational , economie, feasiblitas dan control, requirements
2. System
development:
a. User
specification
User specication adalah
a statement of solution to specific business problem , teknik dokumentasi exiting system selain dengan narasi
dapat juga dengan diagram , misalnya flowchart in order in fully
understand the existing system
b. Technical
specification
c. Audit specification
d.
Implementation planning
e. Programming
f. User
procedures dan tranning
g. Sistem testing
h. Implementation /
conversion
User specification perlu d transaleted ke teknis misalnya dalam
proses modeling dan data modeling.
Specification audit
planning mencakup required
application controls selain itu juga
di buat audit features misalnya
special audit files untuk file
sample file data transaksi tertentu
Implementasin planning
di perlukan untuk menentukan
tanggunag jawab untuk sistem
informasi atau user personal
Programming adalah
kegiatan teknis penyiapan computer
program , preparing program logic, coding dan testing program.
Pada tahap ini semua
pihak terkait , khusus nya user personel di latih mengoprasikan sistem.
Sistem testing mencakup
parallel test , tujuannya untuk menentukan apakah sistem is oprating in comformance with user ,technical and audit
specification. Tahap ini adalah peluang editor untuk menilai
sistem compliance terhadap
the planned application control
and audit featuresn
Tujuan conversion
process adalah untuk menerapkan sistem baru
successfully switch dari the
old equipment ,files . and procedure ke
new sistem
Dalam pelaksanaan
pengembangan sistem , terdapat
beberapa pilihan metodologi (metode-
metode berkembang Sesuai dengan perkembangan sistem computer
dan tools yang di pakai untuk
menbantu sistem). Sehubungan dengan
dengan pembahasan di atas ,
maka pengendalian intern dalam
manajemen pengembangan Sistem
dilakukan dengan menetapkan
kebijakan oleh pimpinan tentang
hal-hal berikut ini :
1. Prosedur
pengembangan, sistem aplikasi pada
hakekahnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan sistem, Analisis, perancangan sistem,
pembangunan pengujian dan implementasi /
pendokumentasian dalam pengembangan sistem aplikasi terdapat beberapa pola pendekatan atau metode seperti yang sudah di bahas di atas.
2. Tesk kelayakan ,
terdiri dari 4 bagian yaitu program testing , sistem tranning , user
sistem.auqlinty assurance Testing.
3. Konversi ,
konversi sisitem lama ke sistem baru
mencakup pelatihan karyawan .instal
software dan hardware Baru.
4. Operasi dan
perawatan , tioe maintance yang di lakukan
yaitu repair maintace, perfective
maintances.
Pengendalian
manajemen sumber data
Di dalam
suatu sistem berbasis teknologi informasi, pengendalian sumber data
yang baik adalah :
a. User harus dapat
berbagi data
b. data harus
tersedia di gunakan kapan saja, dimana
pun, dan dalam bentuk apa pun.
c. sistem manajemen data harus menjamin adanya sistem penyimpanan yang efisien
tidak terjadi redundancy data ,
adanya data security
d. data harus dapat
di modifikasi dengan mudah.
Setiap organisasi tentu mengakui
bahwa data merupakan sumber data yang
kritis dan harus di kelolah dengan baik , karena itu kita mencari cara untuk menangani sistem manajemen data . solusi teknis adalah
dengan database management sistem
(DBMS) dan data repository
system ( DRS) , selain itu di
perkenalkan dua keahlian penting yaitu
data administration ( DA) dan database
administrator ( DBA).
Tugas DA dan DBA
Pemahaman yang baik terhadap tugas
DA dan DBA karena alas an berikut :
1. jika DA dan
DBA tidak bekerja baik, maka keamanan harta , keutuhan
data efektivitas dan efesiensi system pada lingkungan database dapat rusak berat.
2. DA dan DBA , merupakan sumber daya yang penting untuk memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan lingkungan database, karena mereka merupakan pusat kmunikasi
antara pemakai dan database.
Tugas data/ Database administrator.
Tugas
Tanggungjawab DA
Tanggungjawab DBA
Definisi data
Menbuat rencana data
strategis , menterjemahkan kebutuhan
pemakai, membuat definisi konsep yang khusus dan skema eksternal (orientasi pada kebutuhan pemakai)
Membuat skema internal
yang khusus ( orientasi pada
computer )
Pengisian Data
Membantu pemakai
untuk membuat prosedur pengumpulan data , validasi dan criteria edit
Menyiapkan program
untuk menbuat data , maembantu
memandatkan data
Mendefinisi ulang/
Merestruktur ulang data
Menetapkan konsep dan
skema eksternal yang baru, membantu pemakai untuk memahami konsep baru tersebut
Menetapkan skema internal
yang baru merubah data base
agar sesuai dengan skema yang baru
Retriing data (Pensiunkan Data)
Menentukan kebijakan pensiunan data
Menjalankan kebijakan
pensiunan
data
Membuat database
Tersedia untuk
pemakai
Menetukan kebutuhan pemakai
akhir atas database tools ,
testing, dan evaluating data base
tools pemakai akhr
Menetukan kebutuhan programmer atas data tools
Memberitahukan dan
melayani pemakai
Menjawab pertanyaan
dan mengajar pemakai , mengumungkan kebijakan di bbidang informasi
Menjawab pertanyaan dan mengajar programmer
. mengumunkan kebijakan bidang informasi
Mengembangkan dan mengumumkan standar organisasi , membantu pemakai untuk membuat
aplikasi pengendalian
Menjalankan control
database membantu programmer
untuk mendisain dan menjalankan control aplikasi
Memonitor
Operasional
Memonitor pola pemakai
database
Memonitor pola
Penggunaaan database
Oleh programmer ,
mengumpulkan statistic kenerja database
Pada sistem
database ada tiga tipe pendefinisian yang harus di lakukan
yaitu :
a. External schema, sebuah schema eksternal menperlihatkan keternagan tentang pandangan pemakai terhadap database
sebagai suatu objek/ entity , attribute dari objek/ entity , data integrity costains pada
objek / entity yang di minta oleh
pemakai , karena banyak pemakai maka
eksternal skema ini juga banyak
b. Conceptual schema : skema ini memperlihatkan database dari perspektif users,
Isi skema konsep adalah semua
objek / entity yang ada pada database ,
semua attribute , semua hubungan antara
objek/entity dan semua
integrity constraint pada objek / entity
c. Internal Schema :
skema ini menunjukkan peta database
(Map) ke fisik media penyimpanan , Hal
ini berisi records, fields.access
paths, dan proses yang di gunakan
untuk menggambarkan objek / entity ,
attribute objek relasi/ hubungan antara objek/entity seperti yang di cantumkan pada skema konseptual.
Database integrity
Integritas data
( Everest ,1986 ) mengidentifikasi ka nada 6 hal yang harus di lakukan oleh DA
dan DBA untuk Mengontrol aktivitas mereka , yaitu :
a. Definition
Control : DA dan DBA menetapkan control
untuk memastikan bahwa database selalu sesuai dengan definisinya ,DA
mengembangkan dan menyebar luaskan standar definisi data yang telah di buat dan melakukan
pengawasan terhadap pencapaian standar tersebut.
b. Existence control
: DA dan DBA melakukan pengamanan terhadap database yang ada dengan melakukan backup dan
recovery yang di perlukan .
c. Access control :
control akses, seperti password , mencegah kelalaian atau memperlihatkan data yang tidak seharusnya pada database.. berbagai akses level
control di perlukan untuk jenis
data . group jenis data , dan file ,
untuk mencegah hal yang tidak sama , pemisahan fungsi harus di lakukan agar orang yang memiliki akses
control pada semua level tidak
sama.
d. Update control :
membatasi pengubahaan database hanya oleh
user database yang sah saja. Otorisasi
update terdiri dari dua hal : penambahaan database pada database dan wewenang untuk
mengubah dan menghapus data yang ada.
e. Concurrency control ( pemakaian simultan) , integritas
data dapat bermasalah, bila satu data yang sama
di akses oleh dua proses dalam
waktu yang bersamaan , jika akses bersama-sama tidak di atur , database dapat
menjadi error
f. Quality control
: control kwalitas bertugas untuk
memastikan keakuratan data ,
kelengkapan, dan konsisitensi data yang maintance pada database.
g. Auditor harus
melakukan wawancara dengan DA dan DBA
untuk mengetahui bagaimana
control yang Mereka lakukan untuk mengawasi keutuhan database . auditor juga harus mewawancara pemakai database Untuk
menentukan level peringatan terhadap control itu.
Dampak Desentralisasi
Penempatan
fungsi DA dan DBA menjadi lebih sulit jika fungsi sistem informasi menggunakan Desentralisasi , dalam banyak hal tujuan manajemen database dan tujuan dari desentralisasi fungsi sistem Informasi sering
bermasalah, di satu sisi
sentralisasi perencanaan dan
control database memiliki tujuan yang Sama
dengan manajemen database., disisi yang lain desentralisasi fungsi sistem informasi sehingga dekat dengan Pemakai merupakan
tujuan dari desentralisasi. Sebuah
rekonsilisasi mungkin dapat di
wujudkan , jika Stakeholder mengakui bahwa secara umum
desentralisasi komunikasi sudah du
gunakan . sistem penempatan data. fasilitas yang di gunakan untuk memelihara definisi otomatis darib data di sebut data
dictionary system atau lebih di kenal
sebagai datav repository system.
Auditor harus mengetahui apa dan bagaimana
DRS dan kegunaannya pada Audit,
Fungsi dasar DRS :
Fungsi
utama adalah menyimpan data pada
database , karena definisi data adalah
data itu sendiri maka di sebut metadata yang harus otentik, akurat, lengkap,
konsisten, dan up to data pada database, yang dapat di peroleh dari :
a. Program yang
dapat mengakses dan memanipulasi database
b. Pemakai yang
melakukan kegiatannya setiap hari sesuai dengan rencana dan menyiapkan aktivitas pada masa yang akan datang.
Pengendalian DA dan DBA
Fungsi DA dan DBA sangat penting
, padahal pengalaman memperlihatkan bahwa kekuasaan dapat bersebarangan dengan aturan , harus di pahami seberapa besar kekuasaan DA dan DBA , dan hal ini dapat merusak
pengendalian , oleh karena itu
bagaimanapun juga masalah itu harus di
atasi. Ada tiga masalah yang timbul dari
Eksistensi tugas DA dan DBA , yaitu :
a. jika DBA
tidak kompeten , meyebabkan data akan di gunakan secara tidak efesien dan komplik
anatar pemakai
b. harus ada
control karena wewenang DA dan DBA memberikan kesempatan kepada mereka
untuk melakukaan kecurangan atau
tindakan criminal
c. DA dan DBA memiliki kekuasaan untuk menbuat dan mengontrol database, sebagai contoh mereka dapat membuat beberapa level untuk akses dan mengupdate otorisasi , sehingga mereka dapat menemukan
password pemakai , dan memberikan
kemungkinan kepada mereka untuk
mengakses dan mengubah jejak audit dan log files.
Pengendalian Manajemen Operasi
Pengendalian manajemen operasi di terapkan
dengan mencakup hal-hal sebagai
berikut :
Pemisahan tugas dan fungsi
Memisahkan fungsi
yang mengolah teknologi informasi
(TI) adri depertemen non-TI
atau user , selain Itu dalam
organisasi TI perlu di pisahkan fungsi- fungsi pekerjaannya di dalam depertemen TI itu sendiri antara fungsi analisis/ desain, pemrograman, dan
operasional.
· Pengendalian
personil
· Pengendalian
Perangkat keras
· Pengendalian
Jaringan
· Manajemen
Operasi.
Pengendalian manajemen keamanan
Aspek penting dalam keamanan
Informasi mencakup penggunaan teknologi computer , proses dan
orang yang dapat di jabarkan sebagai
berikut :
a.Peranan teknologi
yang mendukung keamanan computer
terkait dengan perangkat keras (
hardware), software , jaringan computer ( network) dan media komunikasi
(penggunaan teknologi kabel , nir kabel, radio, satelit serat optic ) yang
terkait dengan kehandalan dan
kecepatan penyampaian informasi dari sumber informasi ke tujuan. Kecepatan penyampaian
informasi ini sangat penting
meningat sifat informasi yang dinamis
dan kebutuhan akan informasi oleh
pemakai cepat sekali berubah.
b.Proses dilihat
dari penyusunan kebijakan keamanan
inforrmasi , peranan manajemen dan jaminan
terhadap keamanan informasi agar tidak dapat disusupi pada oihak yang ingin mendapatkan informasi dengan cara tidak benar.
kemudian prosedur dalam akses informasi akan menyebabkan penigkatan kebutuhan informasi tersebut. Di satu sisi .,
kemudahan akses informasi ini harus pula di lindungi oleh prosedur kebijakan keamanan informasi.
c. Aspek ketiga adalah pemakai akhir/ end user . staf ,IT department ,
maupun manajemen puncak , resiko yang di miliki
oleh pihak- pihak tersebut di
mulai dari proses recruitment, dan pelatihan/tranning karyawan . pada recruitment ncalon pegawai tidak hanya di uji aspek skillnya saja , tetapi di lihat dari
aspek sikap (attitude ) dan latar
belakang kemanpuan personalnya.
Mengolah sistem
keamanan adalah sering kali aktivitas
terus menerus teratur , di telah secara
berkala untuk Memastikan bahwa harus yang berhubungan dengan fungsi sisitem informasi cukup aman.langkah-langkah yang Harus di
jalankan dalam, peminpin program
keamanan sistem informasi adalah :
a. menyiapkan
rencana proyek
b. melakukan
identitas harta
c. menilai harta
d. melakukan
identifikasi ancaman
e. Penilaian
terhadap ancaman
f. menganaisa
ancaman
g. menyesuaikan
control
h. menyiapkan
laporan keamanan.
Dalam mengembangkan kebijakan keamanan TI perlu di lihat
dari aspek kepentingan ,peran penggunaan
TI , apa Keuntungannya dan serta
komponen dalam kebijakan keamanan TI.
Kebijakan pengamanan data / informasi terkait pada :
a. Otentifikasi ,
penggunaan akses control dapat berupa
penanganan
· Physical
Acces control membatasi akses masuk hanya kepada pengguna
yang sudah di otorisasi dengan mengunakan metode keamanan kartu magnetic , maupun metode yang
lebih canggih seperti sedik jari ,
retinan mata
· Procedure
control meliputi pengguanaan tenaga keamanan yang menjaga ruang server computer Ataupun
prosudur untuk masuk ke dalam
ruangan dengan mengisi buku tamu.
·
technical control mengunakan kode kunci yang berganti setiap waktu, pengguanaan
camera pengintai.
b. Otorisasi, dalam otorisasi tindakan yang di lakukan antara lain :
o menyaring beberapa
layanan aplikasi sebelum di jalankan dengan program anti virus
o menyaring beberapa layanan akses untuk melihat situs- situs yang layak dan tidak layak serta Menbatasi waktu untuk mengakses situs-situs internet.
o men yaring dokumen
yang di kirim melalui surat elektronik
(e-mail )sebelum di buka dokumen Tersebut
c. Privasi /
kenyamanan , perlu ada mekanisme
penyimpanan file yang baik dengan
mekanisme enskripsi sebelum file tersebut di simpan lama.
d. Pengawasan ,
membutuhkan sisitem pengawasan dan
pendeteksian serangan seperti IDS ( intrusion Detection System ) dalam hal ini , IDS di butukan untuk mengawasi asal –usul sumber data / informasi,
Memberikan alarm peringatan
apabila ada seragan terhadap
jaringan computer maupun orangb yang Berkompeten untuk akses jaringan.
Pengendalian akhir
Pengendalian back up dan recovery
di perlukan untuk berjaga- jaga
bila file atau database mengalami Kerusakan / kehilangan data .
Backup adalah salinan dari file
atau database yang telah di
betulkan oleh kerusakan/ kehilangan. Ada
5 faktor penyebab yang
mengakibatkan kerusakan data , yaitu :
a. Kesalahan
program, terjadi karena program mengandung bug ( kutu) tidak di temuakan , istilah bug di
gunakan untuk menujukkan kesalahan dari program
dan istilah debugging di gunakan untuk menunjukkan proses pelacakan kesalahan tersebut kesalahan program biasanya hanya menyebabkan
kesalahan data dalam beberapa
file saja, tidak semua database.
b. kesalahan sistem perangkat lunak , merupakan perangkat lunak yang sudah di sedikan oleh pabrik
perangkat lunak , walaupun umumnya perangkat lunak sistem benar- benar di uji ndengan cermat ,
kemungkinan mengandung kesalahan ,
kesalahan pada operating system dapat
mengakibatkan kesalahan serius pada
semua system di aan database. Sedang kesalahan pada DBMS atau utility
mungkin hanya mengakibatkan
kesalahan pada bagian atau file
tertentu yang di gunakan saja.
c. Kesalahan
perangkat keras , walaupun perangkat keras
juga sudah di kendalikan tetapi
kegagalan- kegagalan yang di sebabkan
olehnya tetap saja mungkin terjadi, kegagalan pada CPU dapat menyebabkan kesalahan pada semua
database.,demikian juga kesalahan-kesalahan
pada disk drive dapat merusakan
database.
d. kesalahan
procedure , ada berapa bentuk kesalahan
prosedur yang dapat mengakibatkan
rusak atau salahnya database.seorang operator
dapat saja menggunakan suatu program
yang sudah tidak seharusnya dipergunakan lagi,misalnya program tersebut merupakan program lama yang telah di
modifikasi, Operator mungkin juga menggunakan file yang keliru atau dapat juga menjalankan program dengan urutan –urutan yang salah atau memasukan parameter yang salah.
e. Kegagalan
lingkungan , dapat saja terjadi setiap saat seperti misalnya instalasi computer kebanjiran, sabotasi atau di musnahkan oleh kebakaran, kegagalan
lingkungan ini dapat menyebabkan kerusakkan database secara total.
PENGENDALIAN MANAJEMEN MUTU
Menurut
Wiber (1999) ada enam
alas an yang menyebabkan kebutuhan Quality assurance makin Penting bagi organisasi :
a. makin
meningkatnya kesadaran bahwa mutu itu
perlu
b. Pengguna
(user) makin menuntut ( demanding )
bahwa jasa yang mereka terima harus
memenuhi mutu tertentu yang sesuai dengan satisfaction level
yang di harapkan.
c. Pada umumnya
ambisi untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pelanggan makin meningkat
d. Organisasi makin
bertanggunjawab untuk tidak tidak
menbuat defect prodac
e. apabila
kesadaran kwalitas tidak di tingkatkan ,
maka resiko dan mungkin konsekuensi
biaya perbaikan malahan akan sangat tinggi
f. peningkatan
kwalitas adalah sudah menjadi worwide
trend, bahwa para produsen akan meningkatkan mutu barang dan / atau jasa yang di berikan.
Standard yang di tetapkan QA
Personal
QA harus melakukan 2 jenis pengawasan
terhadap peenuhan standard QA yaitu
: pengawasan Terhadap pemenuhan
rencana yang telah di tetapkan oleh QA untuk sistem khusus , dan juga harus gsmelakukan
Pengawasan untuk sistem umum. Auditor
dapat melakukan evaluasi seberapa baik
personal QA melakukan tugas Monitoring
mereka melalui wawancara , observasi, dan review dokumentasi. Salah satu
hasil dari tugas pengawasan QA
adalah mereka harus dapat mengidentifikasi area dimana aktivitas Fungsi sistem informasi masih dapat di kembangkan. Ada dua alas an
mengapa personal QA mendapatkan Tugas ini.
1.
memberikan kepada mereka konsentrasi lebih terhadap QA ( quality assurance) mereka berasa pada posisi yang sangat baik
terhadap sebagai pemberi nasehat yang
independen
2. Personil
QA harus memiliki pengentahuan untuk membuar rekomendasi terbaik untuk meningkatkan Standar sistem informasi . Auditor
dapat melakukan evaluasi seberapa baik personal QA memberikan Rekomendasi untuk peningkatan standar melalui wawancara, observasi dan review
dokumentasi.
Memberikan laporan
kepada manajemen
Pelaporan
QA merupakan hal yang penting tapi
sulit untuk di laksanakan ,
kadang-kadang Stakeholder Dapat menjadi
tersinggung terhadap isi laporan , sehingga kesulitan dapat timbul , selain itu sulit untuk mengetahui siapa yang mendapatkan dampak terbesar dari laporan yang di keluarkan oleh QA
Pelatihan
standard dan prosedur QA
Pelatihan merupakan elemen
pokok untuk memelihara pencapaian standard dan prosedur sepertiYang di tetapkan oleh bagian QA . personil QA bertanggung
jawab untuk memberikan pelatihan
kepada semua Stakeholder terhadap standar dan prosedur yang telah mereka buat , untuk menjalankan
fungsi tersebut mereka Harus melakukan 2 jenis pelatihan (Trainning) yaitu :
o memberikan
training berupa pengetahuan umum
tentang Quality assurance (QA)
o Memberikan
tranning terhadap standar dan prosedur
khusus yang di ciptakan oleh sisitem aplikasi.
Agar fungsi QA
efektif, QA harus berada pada
hirarkie tinggi organisasi , sehingga
dapat melakukan kegiatan Secara
independen, untuk menjalankan fungsi QA
adalah titik mudah, diperlukan orang-orang yang memiliki Kualitas
dan telah memperoleh pelatihan
yang baik dan kemampuan mereka
harus selalu di-update, di samping Itu
personil QA juga haruslah orang yang
memiliki keahlian interpersonal yang tinggi karena komplik yang dapat Timbul antara personal QA dengan sisitem informasi sering sekali
terjadi.
KETERKAITAN ANTARA QA DAN AUDIT
Tujuan dan fungsi QA (Quality
assurance) adalah sama dengan auditor , keduanya harus focus pada Adanya standar dan pencapian standar tersebut , tepat waktu dan tindakan perbaikan harus di lakukan bila terjadi Penyimpangan terhadap standar yang telah di tetapkan.. QA personel dalam suatu
fungsi sistem informasi Berkaitan
dengan keyakinan bahwa sistem informasi dapat di desain sesuai dengan tujuannya dan standartnya Baik dalam development, implementation , operation, dan
maintance QA menpunyai 6 fungsi :
· Developing quality goals for the
information system function
overall and for individual
information System projects.
· Developing
,promulgating, and maintaining standards
for theinformation system function
· monitoring
compliance with QA standards
· Identifying
areas improvement
·
Reporting to management
· Training
personnel in QA standards and procedures
KONSEP RESIKO DAN PENGENDALIAN
Pengendalian Intern Perspektif Teknis
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application control)
adalah control internal computer yang berlaku khusus untuk aplikasi
komputerisasi tertentu pada suatu organisasi.Pada dasarnya pengendalian
aplikasi terdiri dari pengendalian masukan (input control), pengendalian proses
(process control), dan pengendalian keluaran (output control).
Disebut
Pengendalian umum,karena mekanisme pengendalian dan aturan-aturan dalam
pengendalian tersebut berlaku umum.Salah satu tujuannya ialah menyeragamkan
(standardisasi) hardware,software, dan procedure.Pengendalian Khusus atau
pengendalian transaksi,atau pengendalian
aplikasi karena berlaku untuk satu aplikasi tertentu.
Perlu di
catat,yang dimaksud dengan database control dan communication control adalah rancangan
struktur pengendalian intern database dan komunikasi pada tingkat aplikasi yang
di design oleh system designer.
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application controls)
adalah sistem pengendalian intern (internal control)pada sistem informasi
berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan/kegiatan/aplikasi/tertentu.
Pengendalian boundary,input,dan output adalah pengendalian
aplikasi.Pengendalian pada dasarnya terdiri dari:
· Pengendalian
batas-sistem atau boundary controls.
· Pengendalian
masukan atau input controls.
· Pengendalian
proses pengolahan data atau process controls
· Pengendalian
keluaran atau output controls.
· Pengendalian
file/database atau files/database controls.
· Pengendalian
komunikasi aplikasi atau communication controls.
Tabel ruang-lingkup pengendalian intern aplikasi adalah
sebagai berikut:
Kategori Pengendalian
Jenis-jenis Pengendalian
1. Boundary Control
. Otoritas akses ke sistem aplikasi
. Indentitas dan otentisitas pengguna
2. Input Control
. Otoritas dan validasi masukan
. Transmisi dan konservasi data
. Penanganan Kesalahan
3. Process Control
. Pemeliharaan ketepatan data
. Pengujian terprogram atas batasan dan
Memadainya
pengolahan.
4. Output Control
. Rekonsiliasi Keluaran
.Penelaahan dan pengujian hasil pengelohan.
. Distribusi keluaran
. Record retention
5. Database Control
. Akses
. Integrasi data
6. Communication
Control
. Pengendalian kegagalan untuk kerja
. Gangguan komunikasi
Dari segi pandang lain pengendalian aplikasi dapat
dikelompokkan juga dalam:
a) Pengendalian
prevantif atau preventive controls.
b) Pengendalian
detektif atau detection controls.
c) Pengendalian
korektif atau corrective controls.
1. BOUNDARY
CONTROLS
Yang dimaksud boundary adalah interface antara pengguna
(users) dengan sistem berbasis teknologi informasi.
· Ruang
Lingkup Sistem
Suatu sistem komputerisasi harus jelas ruang lingkupnya :
apa dokumen inputnya , dari mana sumbernya , tujuan pengolahan data dan siapa
para penggunanya ( user ), siapa sponsornya ( pemegang kewenangan ). User yang
akses ke system harus memiliki otoritas : identitas & otentik.
· Subsistem
& keterkaitan
Sistem terdiri dari Subsistem , Modul Program , Boundary
Controls dan Keterkaitan ( Interface )
Tujuan utama boundary controls adalah : (a) untuk mengenal
identitas dan otentik (authentic )/tidaknya user/pemakai sistem; (b) untuk
menjaga agar sumberdaya sistem informasi digunakan oleh user dengan cara yang
ditetapkan.
Authorization control di perlukan untuk melakukan verifikasi
terhadap identitas dan otentitas orang
yang akan mengakses sistem.Pengendalian dilakukan dengan permintaan nomor
mesin/terminal/workstation, penggunaan passwords, signature,smart cards, dengan
tujuan hanya authorized person/machine untuk akses sistem.
Berbagai control yang di implementasikan antara lain adalah
cryptographic control, acces controls,audit trail, dan existence controls:
· Cryptographic Control
Cryptographic control adalah sistem pengendalian intern yang
didesain untuk menjaga privacy,serta menjaga agar orang/pihak yang tidak
berwenang dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan: merubah atau mengubah
data, dan menghapus data.
· Acces
Controls
Sumber daya sistem yang digunakan hanya oleh orang-orang
yang berhak, menjamin agar kegiatan yang berkaitan dilakukan dengan ketentuan,
dan menjamin bahwa peralatan yang digunakan sesuai dengan semestinya. Beberapa
cara yang dapat diterapkan dalam control antara lain password.
· Audit trail
Audit trail (jejak rekan) adalah catatan-catatan atau data
tertentu yang disimpan di dalam sistem computer dengan tujuan apabila
dikemudian hari bermaslah,maka catatan/data itu dapat digunakan untuk
pelacakan.
· Existence
Controls
Existence controls didesai dengan tujuan untuk menjaga agar
jika aktivitas user terhenti karena suatu sebab kegagalan tertentu,akses di
proses lebih lanjut demi untuk menjaga data integrity maupun pengguna assets.
2. PENGENDALIAN
INPUT
Merupakan salah satu atau tahap dalam sistem komputerisasi
yang paling krusian dan mengandung resiko.Resiko dihadapi misalnya ialah:
· Data
transaksi yang ditulis oleh pelaku transaksi salah (error)
· Kesalahan pengisian dengqan kesengajaan
disalahkan.
· Penulisan
tidak jelas sehingga dibaca oleh orang lain.
Pengendalian masukan (input control) dirancang dengan tujuan
untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap,
serta bebas dari kesalahn dan penyalahgunaan.Input control merupakan
pengendalian apikasi, karena input yang salah akan menyebabkan output juga
keliru.
Mekanisme masuknya data input ke sistem dapat dikategorikan
ke dalam dua cara, yaitu: (a) bath
delayed processing system, dan (b) on line transaction processing system(pada
umumnya bersifat real-time system).
Batch System (Delayed Processing System)
Cara pemprosesan data input antara lain dengan sistem batch
processing, data diolah dalam satuan kelompok (bundel)dokumen dan delayed
processing system(pengelolahan bersifat tertentu, yaitu updating data di
computer tidak sama dengan terjadinya transaksi).
Data input yang akan dimasukkan ke sistem informasi berbasis
teknologi informasi pada hakekatnya dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan
yaitu:
(1) data capture
(penangkapan data, pengisian dokumen sumber atau soure document, (2) data preparation(penyiapan data untuk
di-entry),serta (3) data entry (pemasukan data) merupakan proses merekam atau
memasukkan data ke computer,suatu proses mengubah data ke dalam bentuk yang
dapat dibaca oleh mesin (machine readable form).Oleh karena itu pengendalian
input dalam sistem batch dilakukan pada tahap: data capturing,data preparation,
dan batch data input, data entry and validation.
a. Pengendalian
pada Tahap Data Capturing
Dilakukan sejak pada tahp pengisian dokumen
input.Pengendalian yang bersifat preventif.
1) Preventif
· User
Procedure Manual
· Source
document design
Yaitu dokumen yang menjadi sumber atau pembawa data input
sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga kolom-kolomnya mudah, cukup, dan
tak isian field meleset.
·
Pre-numbering
Untuk mengetahui bila ada dokumen yang hilang atau terjadi
duplikasi dalam perekamannya.
· Froms
security
Untuk pengamanan dokumen
· Separation
of duties
· Personnel
Practices
·
Indentifiction of preparer
· Approval
Evidence
2) Detection
· Batch
identification number
· Batch
controls
· Batch size
controls
· Transmital
ticket
· User review
3) Corrective
· Error
Corection Procedures
· Audit trail
Dirancang suatu source documents atau listing atau pengenal
tertentu yang dipakai sebagai tanda atau untuk alat pelacakan bila ada masalah.
o Source Documents
o Source Listing
o Transaction
identifiers
b. Pengendalian
pada tahap data Preparation
Contoh bidang-bidang yang perlu editing dapat dilihat pafda
Table 7.2.
1) Preventive
· Written
Instruction
· Low Error
Enviroment
· Data Input
Review
· Turnaround
Documents
· Formatting
2) Detection
· Batch
Controls
· Batch
Control total
o Financial total
o Hash total
o Record Count
· Verification
3) Corrective
· Audit trail
Alat pelacakan:
o Error log
o Transmital log
o Transmital tickets
·
Reverification
· Control
total adjustment
c. Pengendalian
pada tahap Data Entry
Adalah perekaman data ke mesin perekam data yang belum
langsung ke computer melainkan di entri mesin khusus perekam data,atau bahkan
perekam kartu.
Pengendalian
dilakukan dengan media seperti kartu plong (punch-card), pita kertas( paper
punch), pita magnetic (magnetic disk secara off line.
Tahap
pengendalian dilakukan sebagai berikut:
· Visual
Verification
· Key
Verification
Record yang dihitung computer sesuai dengan yang tertulis
pada record batch:
1) Preventive
· Written Procedures
· Field
Restriction on input data
2) Detection
· Input
validation
3) Corrective
· Error
Correction procedure
· Upstream
resubmission
· Audit trail
Disusun prosedur atau dibuat dokumen/catatan atau laporan(listing)
o Manual Error Log
o Validated
trans-files list
o Error suspense
list
d. Pengendalian
Validation
Pengecekan dengan program computer dengan komputer.Pada
pengelolahan data metode batch processing system yaitu dokumen
transaksi dikumpulkan terlebih dahulu perkelompok, diberi batch number, dan
dilengkapi dengan batch control total, yaitu hash total,financial total, dan
record count.
Jika terjadi perbedaan antara perhitungan computer dengan
hasil perhitungan manual yang ditukis pada batch-header,berarti masih ada
kesalahan yaitu: (a) data yang direkam salah,atau (b)perekamnya salah,atau (c)
data benar, perekaman benar, tetapi perhitungan batch total secara manual yang
salah.
Edit Data
Deskripsi
Contoh
Cek Kelengkapan
Mengecek bahwa entri-data benar,jika terjadi field kosong
tidak dapat dip roses di anggap error
Field nomor mahasiswa harus terisi
Cek format field
Mengecek bahwa setiap karakter dalam field sesuai pola
(contoh alphabet atau numeric)
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) baru berisi karakter
nomor/numeric
Cek panjang Field
Mengecek entri dalam field untuk nomor spesifik
karakter-karakter.
Field data format tanggal,bulan,tahun dicekn untuk
menyakinkan terdiri dari enam digit.
Cek tanda field
Mengecek tanda (positif/negative) atau field numeric untuk
kebenaran dir.
Jumlah yang terdapat dalam field tagihan harus positif (+).
Cek batas
Nilai field numeric dicek terdapat batas atas dan bawah yang
telah di tetapkan
Nilai field kerja dalam catatan jam kerja tidak boleh
melebihi batas 60 jam
Cek Urutan
Suatu field dalam suatu urutan catatan di uji menurut urutan
dari awal dan sebaliknya
Urutan nomor faktur di verifikasi sebagai file faktur yang
di proses
Cek jumlah recors
Jumlah record dalam suatu file dihitung selama proses dan di
jumlahkan untuk pengendalian masukan
Penghitunagan record kartu waktu yang dip roses dan di
jumlahkan.
Cek total-total yang di proses
Total dari suatu file dihitung selama pemprosesan dan
dijumlahkan untuk pengendalian masukan
Total jumlah karyawan dihitung selama pemprosesan dan
dijumlahkan untuk pengendalian masukan di department penggajian.
Cek total keuangan
Total nilai keuangan dari suatu field dihitung selama
pemprosesan dan dijumlahkan untuk pengendalian masukan
Nilai dolar dari faktur yang diproses dihitung dan
dijumlahkan total perdepartemen penagihan.
Tabel 7.2 Contoh Kegiatan Edit Data
Yang dimaksud pengendalian ini adalah sebagai berikut:
Ø Error Log
Ø Suspended file
Ø Laporan Kesalahan
2.1 On-Line
Real Time Entry & Validation
Pengendalian input dalam sistem on-line real time dilakukan
pada tahap:
· Entry Data
& Validation
· Batch
Processing
· Sistem
Komputerisasi
Beberapa pengendalian yang dilakukan yaitu:
a. Pen:gendalian
Bersifat Prevention Objective
b. Pengendalian
Bersifat Detection Objective
c. Pengendalian
Bersifat Correction Objective
Ada dua prosedur yang berkaitan dengan hal ini:
1. Error correction
procedure
2. Audit Trail
Disusun prosedur/dokumen/slip/laporan untuk kepentingan
jejak rekam atau pelackan data jika kemudian hari timbul masalah.
Jenis-jenis
pengendalian yang termaksud dalam validasi input adalah:
· Echo Check
· Existence
Check
· Matching
Check
· Field Check
· Sign Check
3. PENGENDALIAN
PROSES
Pengendalian Proses ialah pengendalian intern untuk mendekati jangan sampai data menjadi error
karena adanya keslahan proses.Tujuan pengendalian pengolahan adalah untuk
mencegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan selama proses pengolahan data.Terjadinya
error karena kesalahan logika
program,salah rumus,salah urutan program,ketidakterpaduan antar subsisten
kesalahan teknis lainnya.
Bentuk Pengendalian misalnya adalah:
1. Detection dalam
Batch Processing System
a. Review of
processing activity output
b. Validation tests
to detect data Error
c. Validation tests
to detect process Error
§ Processing logic
check
§ Run to run check
§ Intern sub systems
check
§ Audit trail linkage
2. Corrective pada
Barch Processing System
a. Audit trail
Yaitu prosedur/data/slip/laporan/catatan untuk kepentingan
lacak data:
§ Program
documentation
§ Tabel Contents
§ Transaction listing
§ Factor Values
§ Operator input
§ Factor Values
§ Operator Input
§ Default Option
§ Computer gene rated
data listing
§ File activity data
§ Error Suspense
Files
§ Error Log
b. Breakpoints
c. Error Correction
and resubmission procedures
Selama tahap pengolahan data,kesalaha-kesalahan yang dapat
terjadi antara lain sebagai berikut:
v Overflow
v Logika program
tidak lengkap
v Kesalahan Logika
Program
v Salah Pembulatan
v Kesalahan Urutan
Data
v Kesalahan proses
Serentak
Misalnya:
KODE BRG
NAMA BRG
UNIT AKHIR
01230
01232
01234
Disket 3M
Disket Dysah
Disket Procesion
20
17
5
Crossfooting Check dilakukan dengan membandingkan antara dua hasil total,yaitu yang dihitung
secara peumlahan ke samping (horizontal) dengan penjumloahan yang dilakukan
secara tegak (vertical).
4. PENGENDALIAN HASIL
KELUARAN
Pengendalian keluaran merupakan penegendalian yang dilakukan untuk
menjaga output system agar akurat,lengkap,dan digunakan sebagaimana mestinya.
Metode
pengendendalian bersifat preventive objective misalnya disediakan table/matriks
pelaporan: jenis laporan,periode laporan baru.Pengendalian intern yang bersifat
corrective objective misalnya ialah prosedur-prosedur klaim ketikpuasan
pelayanan,tersedianya help-desk dan contact person,persetujuan dengan users
mengenai service level yang disepakati.
Yang termaksud pengendalian keluaran ialah:
· Rekonsiliasi
Keluaran dengan Masukan dan Pengelohan
· Penelahaan
dan Pengujian Hasil-Hasil Pengolahan.
·
Pendistribusian Keluaran
1. Preventif dalam
Ouput Controls
a. Ouput Handling
Procedures
Susunan proisedur antara lain:
· Distribution
Check List
· Distribution
schedule
· Transmital
sheets
· Distribution
log
· Report
release form
b. Terminal display
controls
2. Detection dalam
Output Controls
a. Control Group
Procedures
b. User Procedures
3. Corrective dalam
Output Controls
a. Error
Correction/ re-submission procedures
Mekanisme pelacakan data,meliputi:
· Field data
by record
· File balance
· Accounting
Reports
· Management
reports
· Reference
reports
· Output
documents
· Error Logs
& Error repots
Sistematika Laporan
Informasi
atau laporan-laporan yang dibutuhkan
oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,yaitu: informasi yang di perlukan
untuk stractegic planning,informasi yang dibutuhkan untuk manajemen
operasional,laporan untuk kegiatan operasi harian,laporan untuk monitor
kegiatan,laporan untuk audit trail,laporan untuk menyimpan data kegiatan.
Berikut ini berbagai jenis laporan yang perlu diketahui:
Dilihat Dari Segi
Contoh
1. Tujuan (purpose)
· Laporan
Perencanaan
· Laporan
Pengendalian
· Laporan
Operasional
· Laporan
Pajak Penghasilan
· Laporan
Pemegang saham
· Laporan
Peraturan Pemerintah
2. Jangka waktu
(time horizon)
· Laporan
Jangka Panjang
· Laporan
jangka Pendek
· Laporan Data
Historis
3. Cakupan (scope)
· Laporan
Perusahaan Keseluruhan
· Laporan Divisi
Keseluruhan
· Laporan
Departemen
4. Kemunculan
(occurrence)
· Laporan Atas
Permintaan
· Laporan
Periodik
· Laporan
Akibat Suatu Kejadian
· Laporan Satu
Kali(Adhoc)
5. Kecepatan
(conciseness)
· Laporan
Singkat
· Laporan
Terinci
· Laporan
Laporan Varians
6. Fungsi
Organisasi (organizational function)
· Laporan
Produksi
· Laporan
Penjualan
· Laporan
Keuangan
· Laporan
Persediaan
7. Format Laporan (Report
format)
· Monitor
· Grafik
berwarna
· Cetak
computer
· Narasi
Pengendalian Laporan HardCopy
Untuk
menghasilkan laporan yang berbentuk hardcopy melalui beberapa tahapan:
a. Tahapan
penyedian media laporan
b. Tahap
pemprosesan program laporan
c. Tahap pembuatan
laporan di fille
d. Tahap
pengumpulan laporan
e. Tahap pencetakan
laporan di media kertas
f. Tahap
pengkajian ulang laporan
g. Tahap pemilahan
laporan
h. Tahap pendistribuan
laporan
i. Tahap
pengkajian ulang laporan oleh pemakai laporan
j. Tahap
pengarsipan laporan
k. Tahap pemusnahan
laporan yang sudah tidak diperlukan.
Pengendalian Laporan SoftCopy
Laporan
yang berbentuk SoftCopy tidak menggunakan media kertas,tetapi ditampilkan pada layar terminal.Pengertian
terminal secara generic sebetulnya adalah any equipment subset of host computer (semua peralatan computer)
yang menjadi subset computer.
Pengendalian yang dilakukan meliputi:
a. Pengendalian
pada informasi yang di transmisikan
b. Pengendalian
pada peralatan
c. Pengendalian
pada tampilan layar terminal
5. PENGENDALIAN DATA/FILE/DATABASE
Dalam suatu instalasi system database yang sudah kompremsif
dan terpadu mungkin kebijakan manjemen sumber data telah memenuhi hamper
seluruh kebutuhan pengendalian intern ,termaksud spesifik aplikasi.Tetapi bila
kebutuhan khusus aplikasi masih di perlukan, maka on-top dari yang telah
didesain secara umum pada pengendalian umum,tiap-tiap aplikasi bias menambahkan
kebutuhan spesifiknya,misalnya menyangkut:
· Akses
Database yang spesifik pada file aplikasi
· Concurrency
Controls
·
Cryptographic Controls
· Integrity
Controls
· Application
Software Controls
· File
handling Controls
· Audit-trail
· Existence
Control
6. PENGENDALIAN
KOMUNIKASI APLIKASI
Resiko yang berkaitan dengan subsistem komunikasi data ialah
antara lain:transmission impairments, components failure, dan subversive
threats.
Resiko-resiko system komunikasi data yang sering terjadi
antara lain adalah: imraiments transmisi,component failure,ancaman
hacker/cracker,virus,worms virus, karena bag ialah kesalahan yang mungkin bersifat
ketidakakuratan atau kurang lengkap logika program oleh si pemrogram,yang baru
diketahui setelah program dioperasikan.
Pengendalian komunikasi di maksudkan untuk menangani
kesalahan selama proses transmisi data dan untuk menjaga keamanan dari data
selama pengiriman tersebut.
1. Pengendalian
Kesalahan Transmisi
Dalam suatu transmisi data dapat saja terjadi gangguan yang
tidak diharapkan, dikenal dengan istilah noise.Deteksi keslahan transmisi
dilakukan dengan teknik pantulan,cek parity dua koordinat atau cyclic
redundancy check.
1. Echo technique
Echo technique dasn echoplex merupakan teknik deteksi
kesalahan dengan cara memantulkan data kembali ke pengiriman.
2. Two Coordinate
Parity Checking
Mendeteksi data yang
di transmisikan dengan cara memeriksan parity dari dua arah koordinat.Tiap-tiap
karakter diberi tambahan satu bit yang berfungsi sebagai parity check dan satu
blok karakter yang ditransmisikan diberi tambahan block chec character(BCC),
atau disebut juga longitudinal redundary check character(LRCC).
Bila ada bit salah dalam suatu karakter,bit tersebut dapat
di deteksi dan dibetulkan secara otomatis,karena character parity bit
(horizontal parity bit) dan block check character parity bit(vertical parity
check )untuk bit tersebut akan tidak benar.
11010
111001000000
000000000000
000000000000
000000000000
000000100000
000111101111
111000100100
110001012345
678910111210001111
BBC
3. Pengendalian
Keamanan Data Transmisi
Cryptology merupakan ilmu pengetahuan tentang kode-kode
rahasia. Cryptology berasal dari kata cript. Cryptology adalah system untuk
merubah data ke dalam bentuk-bentuk,kode-kode rahasia yang tidak mempunyai arti
bagi orang lain yang tidak mengerti cara pemecahannya.Criptanaslysis merupakan
teknik merubah kembali data bentuk cryptograms ke bentuk yang sebenarnya.
Ada tiga macam teknik untuk merubah plaintext menjadi
ciphertext yaitu:
a. Sandi rahasia
transposisi (Transposition cipher)
Teknik-teknik menggunakan cara mengubah urutan dari
karakter-karakter data.
b. Posisi rahasia
subsitusi (Subtitution Cipher)
Sandi rahasia subsitusi menggunakan cara menyembunyikan
identitas dari karakter-karakter kata dengan menggatikannya dengan
karakter-karakter lain menurut aturan tertentu.
c. Sandi rahasia
produk
0 komentar:
Posting Komentar