Jumat, 18 Desember 2015

komunitas virtual dan media sosial (aksi kolektif)

AKSI KOLEKTIF
1.      Dasar Aksi Kolektif Dalam Dunia Nyata
Aksi kolektif adalah proses pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.Aksi kolektif senantiasa melibatkan organisasi untuk mendesain aturan-aturan main dan melaksanakan aksi kolektif yang disepakati, menggalang proses partisipasi,  dan menegakan aturan-aturan yang telah diterima, yang dianggap akan memberikan manfaat bagi kelompok.
Perilaku kolektif  mencoba menjelaskan tentang kemunculan aksi sosial. Aksi sosial merupakan sebuah gejala aksi bersama yang ditujukan untuk merubah norma dan nilai dalam jangka waktu yang panjang. Pada sistem sosial seringkali dijumpai ketegangan baik dari dalam sistem atau luar sistem. Ketegangan ini dapat berwujud konflik status sebagai hasil dari diferensiasi struktur sosial yang ada. Teori ini melihat ketegangan sebagai variabel antara yang menghubungkan antara hubungan antar individu seperti peran dan struktur organisasi dengan perubahan sosial.

Perubahan pola hubungan antar individu menyebabkan adanya ketegangan sosial yang dapat berupa kompetisi atau konflik bahkan konflik terbuka atau kekerasan. Kompetisi atau konflik inilah yang mengakibatkan adanya perubahan melalui aksi sosial bersama untuk merubah norma dan nilai.
Pada umumnya warga masyarakat cenderung berperilaku dengan berpedoman pada institusi yang ada dalam masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi, perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama, perilaku di forum atau di mimbar organisasi politik mengacu pada institusi di bidang politik, perilaku di ruang kuliah mengacu pada institusi di bidang pendidikan, perilaku pada upacara penyerahan maskawin dipengaruhi oleh institusi di bidang keluarga. Namun pada kenyataannya kadang kala sejumlah warga masyarakat secara berkelompok ataupun berkerumun menampilkan perilaku yang tidak berpedoman pada institusi yang ada.
A.    Ciri-ciri prilaku kolektif yaitu:
1.      Dilakukan oleh sejumlah orang
2.      Tidak bersifat rutin
3.      Dipicu oleh beberapa rangsangan
B. Faktor penentu prilaku kolektif menurut teori lee bon ditentukan oleh 6 faktor:
1.      Situasi Sosial
Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu.

2.       Ketengangan Struktural
Semakin besar ketegangan struktural, semakin besar pula peluang terjadinya perilaku kolektif. Kesenjangan dan ketidakserasian antar kelompok sosial, etnik, agama dan ekonomi yang bermukim berdekatan, misalnya, membuka peluang bagi terjadinya berbagai bentuk ketegangan
3.      Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum
Dalam masyarakat sering beredar berbagai desas-desus yang dengan sangat mudah dipercaya kebenarannya dan kemudian disebarluaskan sehingga dalam situasi rancu suatu desas-desus berkembang menjadi suatu pengetahuan umum yang dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh khalayak.
4.      Faktor yang mendahului
Faktor ini merupakan faktor penunjang kecurigaan dan kecemasan yang dikandung masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercayai oleh khalayak memperoleh dukungan dan penegasan.

5.      Mobilisasi prilaku oleh pemimpin untuk bertindak
Perilaku kolektif terwujud manakala khalayak dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk bertindak.
6.      Berlangsungnya pengendalian social

7.      Faktor keenam ini merupakan kekuatan yang justru dapat mencegah, mengganggu ataupun menghambat akumulasi kelima faktor penentu sebelumnya.

Contoh Aksi Kolektif Dalam Dunia Nyata
1.      aksi kolektif dalam masyarakat(banjir)
2.   aksi kolektif dalam pendidikan
3.   dilema sosial
4.   pengaruh media komunikasi dalam aksi kolektif
5.   komunitas khusus public
6.   public dalam demokrasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Sonny | Design : Gol D Sony | Images: Moutonzare